logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto Keputrian Remaja Mujahidin Gelar Seminar Gizi

Keputrian Remaja Mujahidin Gelar Seminar Gizi

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar.  Momen Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari ,  oleh Keputrian Remaja Mujahidin diisi dengan mengadakan kegiatan Seminar yang dilaksanakan di Aula Serbaguna Mujahidin, (30/01/2020).

Seminar yang dilaksanakan Bada Sholat Zuhur ini mengangkat tema tentang “ Gizi Seimbang Prestasi Muslim Gemilang ”, dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan remaja islam putri tentang menjaga kesehatan gizi dalam prespektif ilmu pengetahuan dan prespektif islam.

Kegiatan seminar yang diikuti sebanyak  65 orang peserta ini  dimulai  dengan acara pembukaan, dilanjutkan dengan  tilawah, sambutan,  materi, tanya jawab, penutup.

Dalam sesi materi , pemateri yang dihadirkan sebanyak dua narasumber . Pertama yang dibawakan oleh  Lindawati, A.md.Gizi, beliau menyampaikan tentang gizi dalam ilmu kesehatan . bahwa Permasalahan gizi dan kesehatan dalam ranah kehidupan masyarakat di Indonesia cenderung begitu kompleks. Urgensi pengetahuan pentingnya gizi dan kasus gizi buruk di Indonesia perlu mendapat perhatian bersama. Serta trik cara untuk menjaga kesehatan gizi. Beliau juga menyampaikan tentang jenis jenis penyakit remaja.

Kemudian pada sesi materi yang kedua hadir sebagai narasumber Rini Elvri, S.Ag., M.Pd . ia membawakan materi yang membahas tentang gizi dalam prespektif islam , gizi ala Rasulullah SAW

Rini Elvira menyampaikan dalam Al-Qur’an prinsip makanan sehat adalah tidak berlebih-lebihan. Rasulullah bersabda: “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Selian itu Ia juga menyampaikan tentang bagaimana cara menjaga kesehatan gizi dan pengaruh pada ruhiyah.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian plakat dan hadiah, dan di akhiri dengan foto bersama .

Kepala Bidang Keputrian Remaja Mujahidin menyampaikan bahwa  kegiatan yang dilaksanakan cukup menarik dan penting karena sasaran kegiatan banyak pelajar atau aktivis kampus dan sekolah yang mana sangat rentan terhadap kekurangan gizi dan penyakit. Antusias peserta di sesi tanya jawab juga banyak, dilihat dari banyak nya pertanyaan mengenai materi materi.. Hanya saja kegiatan belum maksimal, mulai dari persiapan, menyebarkan info juga kurang karna juga dalam kondisi libur sekolah dan kuliah. Namun kedepan kegiatan seperti ini akan menjadi agenda dan di persiapkan lebih baik lagi.

(tt)

Foto Peningkatan Sarana dan Prasarana Masjid Raya Mujahidin Pontianak

Peningkatan Sarana dan Prasarana Masjid Raya Mujahidin Pontianak

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Dalam riwayat At-Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudry, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya, ”Apabila kamu melihat seseorang biasa pergi ke masjid maka saksikanlah ia benar-benar beriman, karena sesungguhnya Allah SWT  berfirman :  “ Sesungguhnya hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir”.

Masjid Raya Mujahidin yang merupakan salah satu pusat kegiatan ibadah, pembinaan , pelayanan ummat  dan telah menjadi ikon wisata religi di kota Pontianak mengupayakan agar  perbaikan terhadap pelayanan  kepada jamaah terus dilakukan.  Terutama di fasilitas sarana dan prasarana . Hal ini dilakukan guna menunjang jamaah dalam melaksanakan ibadah.

Fasilitas yang tersedia di Masjid  Raya Mujahidin seiring meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menyalurkan sadaqah dan infaqnya kepada masjid . Saat ini penambahan fasilitas pendukung yang ada di Masjid Raya Mujahidin  diawal tahun 2020 ini

1. Showcase

Terdapat dua buah showcase pendingin air minum guna jamaah mengambil air didalamnya  secara gratis. Ditempatkan disisi samping kiri dan kanan masjid.

2. Free Wifi

Ada 10 titik free wifi yang disediakan oleh masjid.

3. Locker

Selain loket penitipan yang telah  tersedia, sebanyak 48 locker juga dapat digunakan bagi jamaah untuk menyimpan barang berharga. 

4. Pembatas Shaf

Pembatas shaf  digunakan sebagai pembatas shaf laki dan shaf perempuan

5. Prasasti Peresmian Masjid Raya Mujahidin

Sebagian jamaah dari dalam dan luar kota Pontianak ingin mengabadikan momen telah hadir di Masjid Raya Mujahidin. Penempatan Prasasti ini di tempatkan di selasar depan ruang Aula Serbaguna

6. Sedekah melalui LINK AJA

Melalui aplikasi Link Aja, jamaah dapat bersedekah dengan mudah ke Mujahidin. Walaupun berada di tempat berbeda.

ada beberapa item yang dapat di input yakni infaq masjid, Tabung Infaq Harian, Wakaf Makam Muslim, Infaq Parkir, Infaq Penitipan Sandal, Zakat Fitrah, Zakat Mal

(tt)

Foto Program ON AIR Radio MujahidinFm  Bertajuk “Membangun KALBAR”

Program ON AIR Radio MujahidinFm Bertajuk “Membangun KALBAR”

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar,  Radio Mujahidin 105,8 Fm. Kamis,06/01/2020, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengajak masyarakat untuk kembali mengingat pentingnya meningkatkan Sumber daya diri saat ini, Bpk.Dr.H.Syarif mengungkapkan hal tersebut melalui program on air bertajuk “Membangun KALBAR” yang disiarkan secara langsung pada Kamis,06 Januari 2020 pukul 10 pagi tadi.

Berkaitan dengan jabatan yang diemban, beliau mengatakan bahwa nantinya akan ada launching tentang penguatan SDM dilingkungan mahasiswa, khususnya bagi mahaiswa/I IAIN Pontianak. Sementara, Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri dibagi kebeberp kelompok dan yang paling menjadi sasaran ialah generasi milenial saat ini. Kelompok milenial ini termasuklah para mahasiswa/I yang dianggap mampu menerapkan penanaman faham keagamaan akademis,mandiri dan berakhlak mulia sekaligus.

Institut yang menyandang Akreditasi “B” tersebut juga akan mengembangkan IAIN berbasis non tunai yang direncakan tahun 2021 mendatang, merupakan proses smart kampus dimana Mahasiswa/i dan Dosen akan serba online mulai dari absensi,Ujian serta pengadaan dasbor Dosen. Kemunculan program digital ini tentunya salah satu bentuk motivasi untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan SDM yang ada.

Melalui program yang disiarkan secara langsung itu, beliau juga menambahkan pesan untuk Ikhwahfillah pendengar MujahidinFM; “Yang bisa membetulkan Hati Manusia itu hanyalah ALLAH SWT”. Artinya sepintar apapun atau sebagus apapun kualitas SDM yang terbentuk, tentu tidak terlepas dari kuasa ALLAH SWT, yang mana hal ini tidak akan bisa dirubah bahkan oleh manusia yang paling pintar sekalipun. Sebagai salah satu program MujahidinFM yang berhasil menyabet piala bergengsi pada ajang KPID AWARD 2019 lalu untuk kategori “Program Khusus Pembangunan Daerah”, diharapkan melalui siaran tersebut, masyarakat Kalimantan Barat khususnya yang mendengarkan kembali menyadari arti penting potensi diri dalam menghadapi kemajuan jaman.       (Nur)

Foto Khutbah Jum’at ke 2128  “Sikap Wasathiyah dan Wara’ Merupakan Karakteristik Islam”

Khutbah Jum’at ke 2128 “Sikap Wasathiyah dan Wara’ Merupakan Karakteristik Islam”

Intisari Khutbah Jum’at ke 2128

07 Februari 2020 / 13 Jumadil Akhir 1441 H

Oleh: Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag

Link Berkas  http://bit.ly/KhutbahJumat_07Februari2020

Link Video  https://youtu.be/Z78wr4TtAnQ

 

Alhamdulillah, kita bersyukur berterima kasih ke Hadirat Allah segala nikmatnya, dalam keadaan sehat wal afiyat bisa melaksanakan aktivitas dan berbagai tugas, khususnya bisa melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Saat ini kita dihebohkan dengan kasus wabah Virus Corona yang dianggap berbahaya dan mematikan. Semoga Allah melindungi kita semua dari segala hal yang membahayakan. Sesungguhnya banyak virus yang setiap saat bisa menggerogoti kesehatan diri setiap manusia. Bagi kita umat Islam, menyikapinya tidak perlu panic, apalagi sampai berlebih-lebihan tapi juga tidak menganggap remeh. Al-Qur’an sejak awal memerintahkan agar selalu menjaga pola hidup yang bersih dan teratur. Dalam al-Qur’an, setelah ayat IQRA’, perintah membaca, Allah memerintahkan:

وَثِيابَكَ فَطَهِّر

Pakaianmu hendaklah engkau bersihkan. (QS. al-Mudatstsir: 4).

Ulama tafsir menjelaskan bahwa “pakaian” yang disebutkan dalam ayat ini, tapi yang dimaksud adalah badan. Perintah agar selalu bersih badan baik secara fisik maupun secara rohani.

Perintah membersihkan diri antara lain dengan berwudhu. Rasulullah SAW. bersabda:

 لَا يَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Allah tidak akan menerima ibadah shalat tanpa wudhu. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Atas dasar hadis inilah, para ulama Fiqh, sepakat bahwa syarat sahnya ibadah shalat adalah wudhu. Oleh karena itu, bagi umat Islam setiap saat hendaklah berwudhu.

Berwudhu ini adalah bagian dari pola hidup bersih yang bisa mencegah dan menangkal berbagai virus penyakit, termasuk virus corona, yang penting wudhunya dilaksanakan dengan baik dan benar disertai keyakinan yang kuat. 

Seorang Prof. Leopold Werner dari Austria dalam riset penelitiannya berkesimpulan bahwa pusat-pusat saraf yang paling sensitif dari tubuh manusia berada pada dahi, tangan, dan kaki. Pusat saraf inilah yang sangat sensitif terhadap air segar, ketika pusat saraf ini selalu dibasuh dengan air wudhu, maka itu berarti kita menjaga pola hidup memelihara kesehatan dan keselarasan pusat saraf manusia.

Para ahli medis menyebutkan, ketika berwudhu ada 493 titik akupuntur yang dibasuh oleh air wudhu. 84 titik di bagian wajah, 95 titik di bagian tangan, 64 titik di bagian kepala, 125 titik di bagian telinga, dan 125 titik di bagian kaki. Berdasarkan riset para ahli akupuntur, titik-titik ini setelah dirangsang dengan air wudhu, akan menstimulir bioenergi yang membangun keseimbangan dalam tubuh sehingga menghasilkan efek terapi yang multiindikasi. Oleh karena itulah, istiqamah dalam wudhu, akan menjadi pencegah dan penangkal dari berbagai macam virus penyakit.   

Rasulullah SAW. bersabda:

احْفَظْ اللهَ يَحْفَظْكَ

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

Maksudnya, kerjakanlah aturan yang telah Allah tetapkan dan diridhai-Nya, niscaya Allah akan melindungi kamu dari bahaya dan kerusakan dunia dan akhirat. 

Termasuk aturan dan perintah Allah yang mesti dijaga adalah bersikap wasathiyah dan wara’ dalam kehidupan beragama. Wasathiyah artinya tengah-tengah, sedang-sedang, tidak berlebih-lebihan dan tidak melampaui batas, dan juga tidak mengabaikan dan tidak lalai. Dan Wara’ artinya bersikap hati-hati, Ada perbuatan secara hukum boleh, tetapi tidak pantas dilakukan karena tidak ada manfaatnya, bahkan cenderung mendatangkan masalah, maka itu dihindari. Inilah namanya wara’. Sikap wasathiyah dan wara’ adalah sangat penting dikedepankan di tengah-tengah masyarakat majemuk. Dalam tutur kata, perbuatan, dan sikap, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas dan organisasi.   

Dalam Tafsir Al-Maragi, disebutkan bahwa sebelum Nabi Muhammad SAW. terdapat dua kelompok umat manusia dengan karakteristik sikap dan pandanganya yang berlawanan; yaitu 1) Kelompok  المادية الجثمانيةmaterialisme, segala sesuatu  dan kebenaran diukur berdasarkan materi semata,

dan 2) kelompok الروحانية الخالصة batiniyah, spritualitas semata, menjauhi kehidupan dunia dan materi. Dua kelompok ini, semuanya berlebih-lebihan dan menjadi virus sumber bencana kemanusiaan dan agama, maka dalam kondisi inilah, Allah menurunkan ayat al-Qur’an:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

Dan demikian Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “Umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW.) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. al-Baqarah: 143).

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Umat Islam adalah umat Wasathan. Para ahli Tafsir, menjelaskan bahwa Ummatan Wasathan maksudnya umat خيارا وعدولا artinya umat yang adil, umat pilihan, dan terbaik, sebab umat Islam bersikap tengah-tengah, moderat, adil dan berimbang. Umat Islam perlu materi sekaligus perlu juga kekuatan spiritual. Tidak boleh mengabaikan salah satunya apalgi sampai berlebih-lebihan. Inilah namanya ummatan wasathan.

Nabi SAW. pernah menegur sahabat yang shalat sepanjang malam tidak mau tidur dan puasa sepanjang waktu tidak mau berbuka, dengan sabdanya:

نَمْ وَقُمْ وَصُمْ وَأَفْطِرْ فَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجَتِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِصَدِيقِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّهُ عَسَى أَنْ يَطُولَ بِكَ عُمُرٌ

 Anda shalat dan tidurlah, puasa dan berbukalah. Sesungguhnya matamu punya hak yang menjadi kewajiban bagimu, tubuhmu punya hak yang menjadi kewajiban bagimu, isterimu punya hak yang menjadi kewajiban bagimu, tamumu juga punya hak yang menjadi kewajiban bagimu, dan temanmu  punya hak yang menjadi kewajiban bagimu. Mudah-mudahan memperhatikan hak dan kewajiban secara adil dan imbang membuat kamu berumur panjang.  (HR. Nasai dari Abdullah ibn Amr).

Ummatan wasathan tidak berlebih-lebihan, tidak materialism, tidak sekularisme, tidak liberalisme, dan juga tidak radikalisme, tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri, sedang-sedang saja.

Sikap Wasathiyah, sikap moderasi inilah yang dipraktekkan Rasulullah SAW. dan umat Islam di tengah masyarakat majemuk di Madinah. Penduduk Madinah terdiri dari umat Islam, Yahudi, Nasrani, Majusi, dan penganut tradisi nenek moyang para penyembah berhala. 

Keragaman dan pluralitas seperti ini pada zaman Nabi SAW. bukan ancaman dan gangguan, bahkan justru menjadi kekuatan sosial politik bagi Negara Madinah, karena mereka hidup rukun dan damai di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW. Beliau mengedepankan sikap moderat, adil, inklusif dan toleran, yakni saling menghargai antara satu dengan lainnya, walau berbeda agama dan keyakinan.

Dalam Piagam Madinah yang dibuat Rasulullah SAW. terdiri atas 47 Pasal yang mengatur tatanan kehidupan social bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diantara pasalnya menyebutkan bahwa Semua penduduk Madinah adalah satu umat, satu kesatuan. Saling menolong antara satu dengan lainnya terutama bagi mereka yang teraniaya. Apabila Negara Madinah diserang oleh musuh, maka semua penduduknya wajib mempertahankan Madinah secara bersama-sama, apapun akidah dan kepercayaannya. Bagi kaum Yahudi bebas menganut agama mereka sebagaimana umat Islam bebas menganut agamanya. Inilah ajaran tentang kebebasan dan toleransi antar umat beragama dijamin oleh Rasulullah SAW. Pernah ada sekelompok umat Islam mencaci maki sesembahan orang-orang kafir, maka mereka juga membalas dengan mencaci maki Allah sebagai Tuhan umat Islam, atas kejadian inilah, maka Allah menurunkan ayat:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ  

Dan janganlah kamu mencaci maki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mreka nanti akan mencaci maki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. (QS. al-An’am: 108).

Kita umat Islam tidak boleh meyakini sebagaimana apa yang mereka yakini dalam ibadah mereka, akan tetapi sebagai sesama anak bangsa dan warga Negara kita harus menghargai perbedaan dan keragaman budaya, agama dan simbol-simbol keyakinan masing-masing. Semoga kebersamaan dan persaudaraan tetap dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Foto Amaliah Utama di Hari Jum’at _ Khutbah Jumat ke 2129

Amaliah Utama di Hari Jum’at _ Khutbah Jumat ke 2129

Intisari Khutbah Jum’at ke 2129 _ 14 Februari 2020

Oleh : Ustadz H. Fatahillah Abrar, S.Ag

Link Berkas  https://drive.google.com/open?id=1XaEof-nFz7dLF_6VQTaX3ZmbpVrB4kzS

Link Video  ;  https://www.youtube.com/watch?v=cNvCj-xntAQ

Amaliah Utama di Hari Jum’at

 

Kita hidup di dunia tidak akan pernah lepas dari ujian. Siapapun dia, apapun profesinya pasti akan mendapatkan ujian. Dalam al Qur’an surah al Baqarah 156, Allah SWT berfirman;

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾

Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira untuk orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun (sesungguhnya kami itu milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala)” (QS. Al-Baqarah[2]: 155-156)

Di ayat ini jelas, di satu sisi Allah memberikan ujian bagi kita, namun di sisi lain Allah pun memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang kita hadapi. Agar setiap permasalahan dapat kita selesaikan dengan baik sekaligus mendapatkan pahala dari Allah, maka kita harus menghadapi semua ujian tersebut dengan sabar. Sabar bukan berarti kita pasrah dan tidak mau berusaha, namun sabar adalah meyakini bahwa kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Artinya orang yang sabar akan menyadari bahwa ujian yang ia hadapi adalah dari Allah dan ia akan menyelesaikan permasalahannya dengan kembali kepada ajaran Allah.

Beberapa amaliah utama yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jumat, yang akan membantu menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi.

  1. Perbanyak sholawat di Hari Jum’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”

(HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)

Banyak keutamaan yang Rasulullah janjikan bagi orang yang banyak bersholawat untuk beliau. Salah satunya adalah seperti yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”.

  1. Membaca surah al-Kahfi

Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.”

(HR. Hakim 6169, Baihaqi  635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6470)

Setiap Allah memberikan ujian bagi seseorang, sesungguhnya Allah telah memberikan solusi atau pintu keluar dari permasalahn yang ia hadapi. Namun sayangnya banyak diantara kita yang tidak mampu melihat jalan keluar tersebut, karena kondisi yang gelap. Agar kita mampu melihat jalan keluar, maka kita membutuhkan cahaya. Cahaya akan Allah SWT berikan kepada kit ajika kita mau membaca surah al Kahfi pada hati atau malam Jumat, sebagaimana hadits di atas.

  1. Doa menjelang Maghrib

Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ba’da ashar menjelang Maghrib di hari Jumat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’[HR. Abu Dawud]

Alangkah baiknya jika kita senantiasa memperhatikan waktu-waktu dimana tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya.

  1. Sedekah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, dalam surah al Munafiqun ayat 10;

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)

Kenapa dia tidak mengatakan, "Maka aku dapat melaksanakan umroh", "Maka aku dapat melakukan shalat atau puasa" dan lain lain? Berkata para ulama, “tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal...”

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصبِحُ العِبادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلانِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidak ada hari kecuali setiap hari tersebut ada dua malaikat yang turun setiap pagi dan berkata salah seorang diantara mereka, ‘Ya Allah berilah ganti bagi orang yang berinfaq‘, dan berkata malaikat yang lain, ‘berilah kebinasaan bagi orang yang kikir.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sedekah memiliki banyak keutamaan, terlebih lagi di hari Jumat, mengingat bahwa hari Jum’at memiliki keistimewaan khusus dibandingkan hari yang lain. Sedekah di hari Jum’at, dibandingkan dengan sedekah di hari yang lain, seperti perbandingan antara sedekah di bulan Ramadhan dengan sedekah di bulan lain.

Ibnu Qayyim al Jauzi pernah melihat Syaikhul Islam – rahimahullah – apabila beliau berangkat jumatan, beliau membawa apa yang ada di rumah, baik roti atau yang lainnya, dan beliau sedekahkan kepada orang di jalan secara diam-diam.

Semoga Allah masukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang sabar.

 

Foto Nikmat Sehat Yang Dilalaikan _ Khutbah Jumat ke 2130 _ 21 Februari 2020

Nikmat Sehat Yang Dilalaikan _ Khutbah Jumat ke 2130 _ 21 Februari 2020

Intisari Khutbah Jum’at ke 2130 _ 21 Februari 2020

Oleh : Ustadz H. Burhansyah, S.Ag, M.Pd

 

NIKMAT SEHAT YANG DILALAIKAN

Khutbah Pertama

 Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,

Pertama, kami wasiatkan kepada diri kami, dan juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ‘azza wajalla, dengan jalan mengamalkan semaksimal mungkin seluruh perintah-perintah Allah ‘azza wajalla dan rasul-Nya, serta semaksimal mungkin menjauhi segala larangan-larangan Allah ‘azza wajalla dan Rasul-Nya.

adapun judul khutbah yg kami Angkat hari ini adalah .

NIKMAT "SEHAT" YANG DILALAIKAN

Jamaah Mesjid Raya Mujadin Yang di Rahmati oleh Allah.

Jika kita ingin Menghitung nikmat yang telah Allah berikan adalah sebuah pekerjaan yang sulit. Bagaimana tidak, Allah mengatakan bahwa jika seorang hamba ingin menghitung nikmat tersebut, maka tidak akan sanggup menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 18).

Mayoritas manusia banyak yang tertipu jika Allah berikan nikmat, padahal nikmat yang diberi akan dipertanggung jawabkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya, dimanakah ia habiskan; ilmunya, dimanakah ia amalkan; hartanya, bagaimana cara ia mendapatkannya dan ia infakkan; dan mengenai badannya, di manakah usangnya.” (HR. At-Tirmidzi, shahih).

Ingatlah bahwa 4 hal di atas akan ditanya kelak pada hari kiamat, yaitu umur, ilmu, harta dan badannya. Oleh karena itu, ketika seorang mendapatkan nikmat namun tidak ia gunakan tuk taat, maka itu adalah musibah. Sebagaimana perkataan Abu Hazim dalam Hilyatul Auliya, “Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk taat, maka itu adalah musibah.”

Di antara sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, ada 2 nikmat yang manusia lalai darinya. Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu luang.

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

"Kesehatan"

Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tidak  menggunakan kesehatannya untuk taat kepada Allah, namun untuk melakukan kemaksiatan,  bahkan berani menentang Kekuasaan Allah.

Sementara  ada sebagian orang yang ingin sekali  melakukan ketaatan, namun tak mampu melakukannya dikarenakan penyakit yang di deritanya,

Padahal badan yang sehat akan ditanyakan, digunakan untuk apa. Apakah digunakan tuk mendatangi Mesjid dan atau majelis ilmu ataukah mendatangi tempat-tempat kemaksiatan. 

Barulah seseorang  tersadar ketika terbaring lemah tak berdaya karena sakit, sehingga sesal pun tak terelakkan.

Ketahuilah bahwa nikmat Sehat adalah nikmat yang patut disyukuri. Karena tatkala seorang itu bersyukur, maka Allah akan tambah nikmat tersebut.

Allah Ta’ala berfirman

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu mengatakan; “Sungguh jika kamu bersyukur, pasti Aku akan tambah (nikmat) kepadamu, tapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya Azab-Ku sangat Pedih" (Qs Ibrahim :7).

Ma asyiral Muslimin, Rahimana wa Rahimakumullah.

Saat ini Penyakit yg bernama  "virus korona" telah menyerang 37.000 manusia, di 28 Negara lainnya termasuk negara negara Asia dan Indonesia,....

Pertanda apakah ini,?....

Maka para ahli kesehatan berupaya mencari asal usul, serta akibat, dan jalan keluar terbaik dari serangan Penyakit ini, berbagai  jawaban ilmiah diberikan,....

Sebagai Ummat islam yg beriman kepada Allah dan  Alquran, maka jawabannya adalah bahwa  setiap musibah yg terjadi pada suatu negeri adalah teguran dari Allah, Sebagaimana FirmanNya...Qs Al A' Rap ayat  96.

Jikalau penduduk negeri negeri itu  beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Sedemikian memhayakannya "virus corona' ini sehingga Warga Negara ini dilarang masuk ke negara negara lain, termasuk Indonesia bahkan Bapak Gurbernur Kalbar Dan Kepala Daerah Kabupaten Kota Kalbar melarang Mereka datang Ke Wilayah ini, supaya rakyatnya  tidak terjangkit.

Lantas Siapakah yg bisa menyembuhkan serta membebaskan Manusia dari berbagai penyakit takbterkecuali korona, tiada lain hanya Allah SWT,  sebagaimana FirmanNya:

Qs Asysyuara......

 (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Sebagai kesimpulannya bahwa :

1. Kesehatan itu adalah Karunia terbesar diberikan oleh Allah kepada setiap HambaNya dan Kesehatan itu adalah Titipan Allah sewaktu waktu bisa diambil oleh Allah.

Maka Cara mensyukurinya dg menggunakan kesehatan itu untuk mentaati Allah SWT.

Marilah kita gunakan

Badan yg sehat untuk beribadah.

Mata yg sehat untuk banyak membaca Al Quran.

Telinga yg sehat untuk banyak mendengar Ayat Alquran serta nasehat Agama.

Lisan atau mulut sehat kita gunakan untuk banyak berzikir kepada Allah.

Badan atau fisik yg kuat untuk banyak menolong mereka yg lemah.

Hati perasaan yg sehat kita gunakan untuk selalu  mencintai Allah.

Akal pikiran yg sehat kita gunakan untuk memikirkan Ilmu danbkebaikan yg diridhai Allah.

2. Adapun Penyakit  yg diderita oleh orang beriman dan bertaqwa, .....bukanlah sebagai Azab,....melainkan sebagai ujian sebagaimana telah terjadi kepada Nabi Ayyub AS.

Guna untuk meningkatkan derajat HambaNya.

Jika ada diantara Jamaah yg hadir saat ini menderita suatu penyakit dan telah berupaya berobat masih tetap sakit, maka ....

Yakinlah bahwa Allah masih senang mendengar rintihan dan doa anda ketika memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

Demikianlah Khutbah ini.

Foto Pengukuhan 3 Imam Tetap dan 2  Muadzin Tetap Masjid Raya Mujahidin

Pengukuhan 3 Imam Tetap dan 2 Muadzin Tetap Masjid Raya Mujahidin

Yayasan Mujahidin Kalbar, Setelah proses dibukanya pendaftaran seleksi administrasi Seleksi Calon Imam Masjid Raya Mujahidin  6 – 16 Desember 2019, dari peserta yang mendaftar sebanyak 9 orang , setelah dilakukan seleksi administrasi  direkomendasikan  oleh Tim Seleksi  sebanyak 7 orang mengikuti tes selanjutnya ,  tes berupa  praktek dan wawancara  dan telah dilaksanakan pada hari Senin 30 Desember 2019.

Tim penilai yang terdiri dari 5 orang dari Dewan Syariah dan Pengurus LDIPM Masjid Raya Mujahidin  yakni Dr H. Wajidi Sayadi, M.Ag,  Dr . H. Harjani Hefni Lc, MA,  Dr. H  Didik Nurharis  Lc,  M Nasrullah, Lc , dan Drs H. Johni Hasan M.Pd.  Dilaksanakan tes praktek dan wawancara di ruang Rapat VIP Yayasan dimulai dari bada sholat zuhur.

Tes yang diujikan tentang kemampuan hafidz, wawasan keagamaan, fiqih sholat, cara membaca Alquran lengkap dengan tajwid, makraj dan Tariqul ada’i.  

Hasil dari tes kemampuan dan wawancara  didapat 3 orang Imam  dan 2 orang muadzin. Yakni

  1. Muammar Khadafi, Lc, MH   sebagai  Imam Tetap Masjid Raya Mujahidin
  2. Ahmad, SQ, S.Th.I                sebagai  Imam tetap Masjid Raya Mujahidin
  3. Sumardi                                 sebagai  Imam tetap Masjid Raya Mujahidin
  4. Ahmad, SP                            sebagai  Muadzin tetap Masjid Raya Mujahidin
  5. Muhamad Thaha Hasan       sebagai  Muadzin tetap Masjid Raya Mujahidin

Pengukuhan dan Penyerahan SK diberikan langsung oleh  Ketua Umum yayasan Mujahidin  Prof Thamrin Usman, DEA  yang dilaksanakan pada Jum’at   21 Februari  2020. sebelum  sholat Jum’at. 

Video Pelaksanaan Tes  https://www.youtube.com/watch?v=5_pYCn2HWVI 

Foto SIKAP TOLERANSI DAN SALING MEMAHAMI  MERUPAKAN CIRI KETAKWAAN

SIKAP TOLERANSI DAN SALING MEMAHAMI MERUPAKAN CIRI KETAKWAAN

Intisari Khutbah Jum’at Masjid Raya Mujahidin ke 2131 _ 28 Februari 2020

SIKAP TOLERANSI DAN SALING MEMAHAMI  MERUPAKAN CIRI KETAKWAAN 

 Oleh : Dr. H.Saifuddin Herlambang (MA1 Wakil Rektor II IAIN Pontianak dan Ketua LDNU Kalbar)

Link Berkas  https://drive.google.com/open?id=1FW97u0-pEg6bQV3uQ00hXckh-4AIQaTH

Link Video Khutbah  https://www.youtube.com/watch?v=nkh4-J9SapE

 

 Saudara-saudara jama’ah jum’ah Masjid Raya Mujahidin yang berbahagia.

Naskah khutbah jum’at ini secara sederhana ingin mengemukakan bahwa teks kitab suci bersifat inklusif. Oleh karenanya semangat yang harus dibangun dalam kontek memahami teks agama adalah "kemaslahatan" untuk umat secara umum dalam menjamin keberlangsungan harmoni kehidupan umat secara kontiniu.  Saudara-saudaraku jama’ah jum’at rahimakumullah….. Khatib ingin mencoba menghubungkan antara keragaman yang merupakan sebuah keniscayaan dengan Q.S al-Hujurat (49) :13 bagaimana hubungan term "takwa" dengan term "Lita'a>rafu>" dengan menggunakan teori analisis tafsir tematik dengan pendekatan hermeneutik Agama secara dinamis diperuntukkan sebagai sarana memperbaiki diri, untuk menengok diri sendiri bukan untuk orang lain, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: "al-din ha huna" Dengan demikian kita mempformulasi kehidupan beragama lebih pada kepentingan mengkoreksi diri sendiri bukan untuk mengoreksi orang lain. Jika kita membaca Quran, posisikan diri kita sebagai objek yang diajak bicara secara langsung oleh Quran itu sendiri, apapun yang dibicarakan dalam ayat itu secara horizontal itu harus diarahkan ke diri pembacanya. Di situlah terjadi dialog Quran, bahwa si pembaca tatkala membaca teks kitab suci ia sedang berdialog dengan Quran tersebut. Alhasil hasil dialog ini akan secara substansi mampu memberi nasehat kepada pembacanya dan secara perlahan akan mempengaruhi moralitas pembacanya.  Rekonstruksi pemahaman tentang dialog Quran harus dilakukan agar tidak ada orang yang menjadikan Quran sebagai alat untuk menilai orang lain, atau memetakan kesholehan atau kekufuran orang lain, atau menghukum orang lain dengan kebenaran subjektif yang boleh jadi masih bisa salah. Dengan demikian, membaca Quran untuk

mengomentari diri sendiri bukan mengomentari orang lain. Perbedaan dalam memahami teks kitab suci dianggap sesuatu yang lumrah dan alami. Hasil pembacaan terhadap teks kitab suci akan pasti menimbulkan perbedaan, perbedaan semacam ini adalah suatu keniscayaan, suatu yang tak terelakkan. Kenapa demikian? Karena Tuhan sendiri yang menginginkan perbedaan tersebut. Lihat QS. Al-Maidah : 48. Justru di tengah perbedaan itulah setiap individu harus saling berkompetisi untuk menjadi lebih baik. Keragaman dalam ras, suku, mazhab, pandangan politik bahkan keragaman agama adalah kehendak Tuhan yang tak terelakkan. Kita coba analisa satu ayat Allah Swt yang tertera dalam  Firman Allah Swt dalam QS. al-H{ujura>t (49): 13;

"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal".

 Ayat di atas adalah bagian dari etika berinteraksi sesama manusia yag disampaikan Quran. Ibn ‘Ar menyatakan bahwa manusia diciptakan berbangsabangsa dan bersuku-suku pada hakikatnya sama-sama keturunan dari ‘Adam dan Hawa (Abawa> al-Bashar).2 Pada hakikatnya, seluruh manusia adalah bersaudara, apalagi jika dilihat dari geneologi biologis, maka untuk itu kita harus saling mengenal dengan membangun hubungan baik antara sesama manusia. 

Ibn ‘Ar sendiri menegaskan bahwa tidak digunakannya  namun menggunakan kata al-Na>s bertujuan bahwa ayat ini ingin menyatakan umat manusia sebenarnya berasal dari penciptaan yang sama. Kelebihan dan kebanggaan di antara umat manusia muncul dengan kelebihan masing-masing. Dalam paradigma Islam, kelebihan itu diukur dengan ketakwaan.3 Kelebihan yang diukur dengan indikator takwa dalam Islam masih menimbulkan beberapa pertanyaan dan perdebatan. Pertama, apakah kata takwa dalam Islam menunjukkan bahwa meskipun manusia ini berasal dari Adam dan Hawa, namun jika tidak bertakwa menurut ajaran Islam menjadi lebih rendah? Kedua, apakah ketakwaan ini hanya berlaku untuk masyarakat Muslim saja, atau juga berlaku dalam pengertian yang berbeda sesuai standar agama lain? Ketiga, adakah kemungkinan perspektif ketakwaan yang dimaksud oleh Quran meliputi ketakwaan sosial, seperti ketakwaan yang lebih bertitik tolak dari sifat, kepribadian, kualitas diri seseorang dan bukan identitas yang bersifat sektarian?  Ibn ‘Ar hanya menegaskan bahwa manusia yang diciptakan berbangsabangsa dan bersuku-suku ini kebaikannya dapat diukur dari ketakwaan yang dimilikinya. Hal ini tentu melarang umat manusia menunjukkan kehebatannya di hadapan yang lain hingga menimbulkan perselisihan. Karenanya Allah menggariskan indikator siapa yang paling baik di antara manusia tersebut dengan ketakwaan.  Muhammad al-T}a>hir al-Misa>wi, seorang peneliti yang mengkaji pemikiran Ibn ‘Ar, menemukan bahwa Ibn ‘Ar adalah sosok yang tetap memberikan prasyarat tertentu untuk mewujudkan kesetaraan, dan tetap memperhatikan adakah indikator –indikator yang membatalkan kesetaraan itu. Dengan demikian, jika gagasan kesetaraan (al-'Ada>lah) itu tidak dibatasi –seperti jika diterapkan dalam konteks syariat– maka hanya akan menjadi kesetaraan yang menyesatkan.4 Sebagai perbandingan, al-T{abari> juga menggaris bawahi bahwa yang paling bertakwa di antara manusia adalah mereka yang paling menjaga diri untuk melaksanakan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, sehingga tipe orang seperti inilah yang dikategorikan sebagai orang yang paling mulia. Diciptakannya manusia dengan beragam-ragam suku bangsa ___ al-Shu’u>b wa alQaba>il) sebenarnya untuk menjadi sarana saling berusaha agar menjadi manusia yang paling taat kepada Allah dan siap menjauhi larangan-Nya. Islam tidak

mempermasalahkan bagaimana nasab (jalur keturunan) hingga harta benda seseorang, tapi yang terpenting adalah sejauh mana seorang hamba mampu bertakwa kepada Allah.5 Penafsiran ini serupa dengan pernyataan Nabi Muh}ammad SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri, dikutip oleh Ibn Kathi>r ketika menafsirkan ayat ini. Saat Rasulullah SAW ditanya oleh sekelompok sahabat tentang siapakah yang paling baik di antara mereka? Beliau  bersabda: ___

 Fakhiya>rukum fi al-ja>hili>yyah, khiya>rukum fi al-Isla>m idha> faqihu> ">>>... (orang-orang yang terbaik di antara kalian pada masa Jahiliyyah, juga (sama saja) dengan kriteria orang-orang yang terbaik ketika mereka memeluk Islam, jika mereka memahami agama Islam)".6 Nabi SAW menggunakan kata Fa-Qi-Hu, yang artinya jika mereka saling memahami. Para ulama umumnya menggunakan ketakwaan sebagai indikator utama dalam menilai mulia-tidaknya seseorang. Melalui hadis di atas, ada pesan yang didapat bahwa kemuliaan tidak pernah berpindah. Kemuliaan tetap dimiliki oleh mereka yang terpilih di masanya. Ketika muncul agama Islam, maka mereka yang dianggap baik (terpilih) di masa jahiliyah juga sama dengan mereka baik menurut Islam di masa sekarang, kemuliaan seseorang yang memeluk Islam jika ia bisa memahai orang lain, bukan sebaliknya, justru ia yang minta dipahami.  Kata  "memahami" (faqihu) menjadi kabur saat dipahami sebagai orang yang paling memehami agama. Jika demikian, maka siapa yang layak untuk menklaim bahwa dirinya adalah yang paling paham akan agama? Siapa yang berhak untuk menyatakan bahwa ia adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan? Sementara kita menyaksikan bahwa dinamika pemahaman terhadap sumber atau teks agama tetap terus bermunculan. Term "Takwa" memang suatu yang diisyaratkan Allah Swt, namun siapa yang dimaksud takwa di situ akan menjadi objek relatif tafsir. Konsepsi takwa yang bisa saja menjadi kabur karena ditarik ke ranah kepentingan, baik kepentingan politik maupun ekonomi. Kepentingan yang lahir dari kebutuhan real manusia menempa                                                          

kitab suci agama menjadi kitab politik. Hasilnya akan mewarnai tafsir dan pemahaman beragama dengan warna identitas si pemangku kepentingan, kesemuanya belum tentu murni kepentingan Tuhan.  Ketakwaan yang diukur lewat perspektif sektarianisme bisa saja menyulut perdebatan di kalangan masyarakat baik intra maupun antar agama, karena pandangan sektarianisme tidak mungkin akan melahirkan kesepakatan tentang indikator takwa itu sendiri dan akibatnya akan muncul klaim berdasarkan perspektif sendiri. Masingmasing agama, golongan membuat indikator takwa dalam perspektifnya masingmasing dan itu dijadikan alat untuk melihat outsider. Akibatnya keragaman yang seyogianya tidak menjadi penyebab permusuhan tapi lambat laiun akan memicu persaingan yang tidak sehat.   Dalam konteks sosial, kontestasi "identitas paling benar" bisa jadi telah merubah konstruksi sosial. Keragaman telah menjadi sifat khas dari masing-masing komponen masyarakat akhirnya berupaya membuat kesan bahwa mereka lebih hebat dari yang lain.7 Maka harus ditafsir ulang dan dicari alternatif lain tentang penjelasan siapa yang disebut "takwa" dalam ayat di atas. Penulis melihat redaksi teks ayat sebelumnya, yakni bahwa yang paling takwa di antara manusia adalah mereka yang paling bisa memahami (Li-Ta'arafu) atau (Li-Tafahamu). Dinamika pemahaman teks kitab suci harus disikapi secara inklusif (terbuka) dan saling menghargai. Bagaimanapun agama yang bersumber dari kitab suci akan terus bersifat universal sepanjang tafsir yang menjadi metodologi dalam memahaminya  diposisikan secara dinamis dan berkelanjutan, bukan sesuatu yang kaku dan tertutup. Agama secara dinamis diperuntukkan sebagai sarana memperbaiki diri, untuk menengok diri sendiri bukan untuk orang lain, sehingga kehidupan beragama lebih pada kepentingan mengkoreksi diri sendiri bukan mengoreksi- apalagi menyerang- orang lain, sebagaimana yang sudah ditegaskan sebelumnya.

 

Simpulan Bahwa ketakwaan yang dimaksud dalam Q.S al-Hujurat 49:13 adalah orang yang berhasil melakukan "Lita'a>rafu>" yaitu Litafahamu, Litafaqahu"; mereka yang paling bisa memahami orang lain, yang paling toleransi dan paling dapat                                                          

memahami orang lain dan dialah orang paling dinamis. Sehingga seorang yang beragama akan menjadi orang yang disanjung di bumi serta dimuliakan di langit.  Demikianlah khutbah ini disampaikan semoga bermanfaat, amin ya Rabbal’alamin. wallahul muwaffiq ila aqwamittariq Wassalamu’alaikum wr, wb.

Foto Yayasan Mujahidin Terima Bantuan Jam Sholat Digital

Yayasan Mujahidin Terima Bantuan Jam Sholat Digital

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar. Masjid Raya mujahidin yang merupakan tempat peribadahan umat Islam di Pontianak khususnya. Saat kita melihat dalam ruangan dalam masjid tentu akan tertuju pandangan pada satu dinding bangunan yakni di jam sholat digital . Jam sholat digital yang terpasang ini memberikan kemudahan untuk jamaah dalam mengetahui waktu sholat, terutama bagi petugas muadzin untuk segera mengumandangkan adzan.

        

jam sholat digital di masjid raya mujahidin sudah mengalami 3 kali pergantian. Dari yang pertama ukuran 0,5 meter diganti dengan ukuran 1,5 meter . dan yang terakhir dengan ukuran 3,5 meter. Jam sholat digital yang terpasang terakhir ini merupakan waqaf dari Telkom Indonesia Kalbar (3/3/2020). Dengan harapannya  ini dapat mewujudkan suatu potensi dan manfaat  harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan  memajukan sarana untuk kemudahan bagi jamaah masjid raya Mujahidin.

Foto Khutbah Jumat _ JANGAN TUNDA TUNDA KEBAIKAN

Khutbah Jumat _ JANGAN TUNDA TUNDA KEBAIKAN

Intisari Khutbah Jum’at ke 2132 _ 6 Maret 2020

Oleh : Ustadz Habib Iskandar Alqadrie, SHI

Link berkas Khutbah  : https://drive.google.com/open?id=1C7gAXor3BAuRqx6oWdtX_UfrFvjRIHEU

Link Video Khutbah : https://www.youtube.com/watch?v=DZOShTC9Nmg

 

JANGAN TUNDA TUNDA KEBAIKAN

 

Dalam pembukaannnya Khatib menyampaikan bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah , insyaallah karna dengan hal itu kita mendapatkan penjagaan Allah, mendapatkan pertolongan dan naungan dari Allah SWT.

“Sungguh telah kami sampaikan kepada umat Muhammad  dan umat umat sebelum engkau, telah kami berikan kitab pada mereka agar mereka semua bertakwa kepada Allah SWT.

Mari kita sama sama menggunakan sisa umur sebaik baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Saat ini dunia digemparkan dengan virus corona, dalam alquran dan hadits telah menggambarkan penanganannya. Dalam hadits rasulullah menyampaikan, kalau ada suatu negeri terwabah suatu penyakit, maka kamu jangan masuk , dan yang diluar negeri jangan masuk. Tapi bila kamu sudah terlanjur masuk, maka mintalah pertolongan kepada Allah SWT.

“ Hancurnya suatu negeri, karna ulah ulah manusia, maka mohonlah ampun kepada Allah SWT”

Khatib juga menyampaikan tentang kisah negeri saba, yang Allah telah berikan kenikmatan kepada negeri saba, namun apa yang terjadi , umat negeri saba melakukan kerusakan dan tidak taat kepada Allah, maka Allah turunkan musibah kepada negeri saba dengan diturunkan banjir bandang, sehingga habislah negeri saba.

Khatib juga menyampaikan kisah  tentang nabi yakub, diceritakan datanglah malaikat Izrail kepada nabi yakub, beliau bertanya kepada malaikat, wahai izrail , engkau menemuiku adalah untuk berziarah atau mencabut nyawaku. Kemudian izrail mengatakan bahwa aku kesini untuk berziarah menemuimu wahai yakub. Kemudian nabi yakub berkata pada Izrail, wahai Izrail, bisakah engkau saat akan mengambil nyawaku sebelumnya beritahulah tanda tanda kepadaku dulu . insyaallah kata izrail. Kemudian tahun tahun berlalu , datanglah kembali malaikat Izrail ke nabi yakub.  Dan berkata : wahai Yakub , aku kesini adalah untuk mencabut nyawamu. Terperanjat nabi yakub mendengar hal tersebut. Yakub bertanya kepad aizrail, bukankah engkau berjanji akan memberitahuku bila akan mencabut nyawaku, lalu malaikat izrail berkata : wahai yakub bukankah kamu punya rambut sebelumya hitam sekarang putih?, wahai yakub bukankan badanmu sebelumnya kuat sekarang lemah?, dan wahai yakub bukankah badanmu dulu tegap sekarang bungkuk?.

Hadirin sekalian Untuk  itulah mari segera mulai sekarang kita perbanyak mohon ampun, perbanyak amal kebaikan, jangan tunda tunda lagi , karna sesungguhnya malaikat Izrail semakin dekat menghampiri kita.  (tt)