logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto SUKSES PKM SE KALBAR 2019, TAHUN DEPAN SEMOGA MENJADI TINGKAT  NASIONAL

SUKSES PKM SE KALBAR 2019, TAHUN DEPAN SEMOGA MENJADI TINGKAT NASIONAL

PORTAL YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR, Hari Jum’at,  tanggal 1 November 2019 pukul  15.30 - 17.00 Remaja Mujahidin Kalimantan Barat kembali melaksanakan kegiatan Perkampungan Muslim (PKM) Remaja Masjid SeKalimantan Barat. Kegiatan Perkampungan Muslim (PKM) tersebut mengusung tema “ Dari Masjid Untuk Negeri “ .

Dalam sambutannya Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Hafidz, menyampaikan bahwa  kegiatan PKM Remaja Masjid se Kalbar ini dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 1 sampai dengan 3 November 2019. Dengan jumlah peserta mencapai 216  orang yang merupakan perwakilan dari 7 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat , dengan peserta terbanyak untuk tahun ini dari kubu raya sejumlah 50 peserta.

“kegiatan ini dimaksud sebagai ajang silaturahmi sesama remaja masjid dan bertukar pengalaman serta mengembangkan solusi dari perkembangan  masalah masalah yang terjadi di masing masing remaja masjid.” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama juga  Ketua Remaja Masjid Raya Mujahidin , Muhammad Iqbal , juga menyampaikan bahwa tema yang  di angkat oleh panitia ini didasarkan pada ikhtiar untuk menyatukan semangat rekan-rekan remaja masjid yang ada di kalimantan Barat untuk selalu aktif dan bersemangat dalam membentangan kebermanfaatan yang berbasis kemasjidan. Dan ia menambahkan harapannya  untuk tahun tahun ke depan agar kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan skala nasional.

Pembukaan PKM dilakukan oleh Ketua Lembaga Pemuda dan Remaja , dalam hal ini di wakilkan oleh Sekretaris Eksekutif, Andre. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa   para remaja dan pemuda adalah bibit cikal bakal perubahan di negara Indonesia ini, oleh karenanya semangat pemuda dan remaja harus di asah, di tempa , agar memiliki dasar yang kuat. Dan penguatan dari masjid inilah diharapkan mereka dapat menjalankan estafet hidup bangsa ini yang baik dan benar.  karna dahulu sumpah pemuda pun juga diinisiasi oleh para remaja dan pemuda saat itu.

Adapun kegiatan PKM terdiri dari

1. Pembukaan

2. Diskusi tentang kondisi remaja masjid di masing-masing daerah

3. Seminar kemasjidan tentang Transformasi fungsi masjid di era revolusi industri 4.0 yang di isi oleh   

     Prof Thamrin Usman, DEA selaku Ketua Umum yayasan Mujahidin , perwakilan BANK kalbar,  

     Perwakilan pemprov serta dari  BKPRMI kalbar

4. Muhasabah untuk negeri

5. Tabligh akbar tentang peran anak muda

6. Dan diakhiri dengan Wisata islami ke Istana kadariyah dan masjid jami’

 

Foto PHBI YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR PERIODE 2019-2022 TERBENTUK

PHBI YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR PERIODE 2019-2022 TERBENTUK

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar,  Bertepatan hari senin tanggal 4 November 2019, telah dilaksanakan rapat pembentukan Panitia PHBI Masjid Raya Mujahidin. Rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum Yayasan Mujahidin , Thamrin Usman, di laksanakan pukul 15.30 WIB ba’da sholat ashar hingga pukul 17.00 WIB di ruang VIP Yayasan Mujahidin Kalbar. Dan dihadiri oleh  beberapa orang untuk kemudian menjadi tim panitia yang akan merancang  beberapa agenda peringatan hari besar islam yang akan dilaksanakan.

Dalam kesempatan rapat tersebut  Ketua Umum Yayasan Mujahidin menyampaikan bahwa masjid raya mujahidin sebenarnya telah lama memiliki sub PHBI dalam  struktur yayasan , namun belum bisa maksimal terlaksana.

“ PHBI ini  tentunya kedepan harus dapat berperan aktif  dalam membuat kegiatan kegiatan hari besar islam . baik hari besar yang  sunnah  seperti pelaksanaan Sholat Idul Fitri, Idul Adha . Ataupun kegiatan yang per momen seperti Maulid Nabi, Tahun baru Islam atau Nuzulul Qur’an. hal ini guna memberikan semangat hal terpuji dalam moment tersebut kepada kita umat muslim”.ujar beliau.

Prof Thamrin juga menambahkan bahwa  kedepan PHBI Masjid Raya Mujahidin tidak sebatas juga hanya kegiatan hari besar islam , PHBI dapat juga merencanakan agenda  Tabligh Akbar untuk mengundang Penceramah Nasional untuk memberikan Tausiyahnya di Masjid Raya Mujahidin.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Lembaga Dakwah Ibadah Pemakmuran Masjid (LDIPM), Johni Hasan,  menyampaikan bahwa pembentukan Panitia PHBI ini diharapkan dapat mengagendakan kegiatan agar masyarakat dapat lebih memakmurkan masjid, utamanya di Masjid Raya Mujahidin. Dan untuk waktu dekat ini kegiatan yang direncanakan adalah Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW .

Hingga diakhir rapat , terbentuklah panitia PHBI dan kegiatan awal yang dilakukan adalah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di hari Jum’at bada sholat jumat, tanggal 8 November 2019. Dengan penceramah Ustadz Anas Said Azzu’bi.  Dan didapat sedekah dari donatur berupa nasi kotak sebanyak 2500 kotak untuk para  jamaah di acara tersebut.   (tt)

Foto KHUTBAH JUMAT, 8 NOVEMBER 2019

KHUTBAH JUMAT, 8 NOVEMBER 2019

Khutbah Jumat Masjid Raya Mujahidin ke 2115

Ustadz H. Zulfan Affan

Tema  " Mulia, Berubah Menjadi Hina "

Link Video Khutbah  http://bit.ly/KhutbahJumat_ke2115_UstZulfanAffan_8Nov2019

 

Portal Masjid Raya Mujahidin, Dalam Khutbahnya Ustadz Zulfan Affan membuka dengan Surah  At Tin ayat  4, Allah Berfirman yang artinya :  “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik baik penciptaan”.

Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulia (Surah Al Isra ayat 70). Yang artinya : sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu keturunan Nabi Adam.

Akan tetapi, predikat sebagai makhluk yang mulia  (karramnaa Banii Adam) itu, tidak selamanya disandang manusia, suatu waktu predikat dan martabat yang mulia itu bisa lepas dan hilang musnah, jika mereka tidak menjaga kemuliaan itu dengan sebaik-baiknya.

Hal ini bisa dilihat dari firman Allah SWT pada ayat berikut nya di Surat At-Tin Ayat 5 , yang artinya : Kemudian mereka akan kembali kepada predikat makhluk yang paling rendah dan serendah-rendahnya.

Ustadz Zulfan Affan juga menyampaikan  bahwa hanya orang-orang yang beriman dan beramal  shalehah yang akan tetap selamat dari kehinaan, hanya orang-orang yang menjaga keimanannya dan mengerjakan kebaikanlah yang akan terhindar dari martabat yang rendah disisi Allah SWT.

Diakhir khutbah beliau menyampaikan kelanjutan Surat At Tin ayat 6 yang artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal amal sholeh, maka mereka akan mendapatkan balasan pahala yang tiada putus-putusnya.”

Semoga Allah SWT menjaga kita sebagai predikat makhluk terbaik dan mulia . Aamiin....

 

Foto MAULUD ATAU MAULID

MAULUD ATAU MAULID

Khutbah Jum’at

15 November 2019 M | 18 Rabi’ul Awaal 1441 H

Disampaikan Khatib :

Dr. Firdaus Mi’an, M.Pd

Link Video Khutbah :  http://bit.ly/KhutbahJumatMasjidRayaMujahidin_ke2116_15Nov2019

 

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Saudara-saudara, kaum Muslimin jama’ah sholat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Kita patut bersyukur dan bertakwa kepada Allah Rabbul Alamiin, yang dengan kasih sayang-Nya kita masih tetap istiqamah menjaga keimanan dan ke-Islaman kita, sekaligus dapat menjalankan ibadah kepada-Nya termasuk dapat menunaikan shalat Jum’at pada hari ini di tahun 1441 H secara bersama di Masjid Raya Mujahidin ini.

Sholawat dan salam kita sampaikan kepada nabi junjungan seluruh alam Rasulullah Muhammad SAW.

Perkenankan kami dalam kesempatan yang mulia ini, menyampaikan suatu uraian Khutbah yang berjudul “Maulud atau Maulid”.

Dimana-mana tempat hampir disemua belahan dunia saat ini, sedang ramai-ramainya memperingati maulid Nabi saw. Tak terkecuali di sekitar kita. Tapi itulah, disetiap tempat  yang melaksanakan, disitu pula ada protes, ada yang menanyakan apa dasar hukumnya, ada pula yang menyebutnya dengan istilah maulud, ada yang menyebutnya dengan istilah maulid. Mana sebenarnya yang tepat. Kalau mau yang tepat lihat ta’rif (definisi) nya. “Maulid” itu artinya waktu nabi dilahirkan, 12 Rabi’ul Awal. Sedangkan “maulud” artinya bayi nabinya yang dilahirkan, yakni Muhammad saw. Demikian itu sudah jelas, tidak usah banyak berdalil-dalil, menganalogikan maupun berspekulasi, dan itu sebenarnya tidak baik dalam meletakkan suatu perkara. Menurut para ulama kita harus paham dulu dengan akar persoalannya baru kita bisa menyimpulkan hukumnya. Hati-hati kelemahan kita sekarang, ketika berbicara hukum selalu tidak fokus dengan apa yang dibincangkan. Misalnya kita bertanya tentang maulid, apa hukumnya ? Bukan jawabnya wallahi a’lam. Jawabannya, ndak ada hukumnya. Bagaimana kita bisa melekatkan hukum pada saat lahirnya nabi. Lahir ya lahir. Hanya qadar Allah yang menjadikan ia terlahir, dan dengan kelahiran itu dia punya misi dalam kehidupan, yakni mencari bekal untuk dia menghadap Allah SWT. Hukum itu terletak pada perbuatan, bukan pada waktu atau pada benda. Ketika dia berbuat dengan aspek kesadarannya, maka muncul hukum disitu. Benda itu mengandung unsur hukum apabila sudah digunakan untuk melakukan perbuatan. Benda mengandung unsur hukum tergantung pada perbuatan yang melekat kepadanya. Gelas, misalnya jika digunakan untuk minum, sunah hukumnya, tapi jika digunakan untuk menyimpan arak, haram hukumnya. Golok, jika digunakan untuk memotong hewan qurban, sunah hukumnya, tapi jika digunakan untuk mengancam, haram hukumnya. Oleh karenanya menyangkut persoalan memperingati maulid tergantung bagaimana cara menyikapi hari kelahiran itu. Kita tidak bisa menentang dan tidak bisa juga menolak. Kalau menolak,  memangnya kita ini ingin menjadi musuh nabi. Atau kita ingin ingkar pada  nabi Muhammad saw.

Saudara-saudara sekalian yang dirahmati Allah

Mustahillah kita tidak mau menerima peringatan kelahiran Muhammad saw, Nabi Isa as saja yang hidup 600 tahun sebelum Muhammad dilahirkan, merasa sangat bahagia ketika mendapat khabar dari Allah bahwa akan lahir nabi Muhammad saw. Biasanya sifat bahagia itukan pada saat bayinya sudah lahir, bukan sebelum lahir. Tapi itulah kemuliaan Nur nya nabi saw, beliau bisa menjadikan seorang nabi Isa yakin bahwa walau belum lahir nabinya, tetapi nabi Isa sudah gembira dan memberikan kebahagiaan kepada kaumnya. Sampai-sampai kebahagiaannya diungkapkan kepada kaumnya dalam setiap khutbahnya. Kegembiraan dan kebahagiaan seperti ini, ternyata bukan hanya dilakukan oleh nab Isa as, bahkan Allah pun jika memanggil nabi-nabi yang lain langsung dengan sebutan “nama”seperti: Adam   يَااَدَم اُسْكُنْ اَنْتَ وَجَوْزُك الْجَنَّةِwaktu memanggil Yahya,يَا يَحْي هُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّتِهِwaktu memanggil Isa,سِ   يَاعِيْسَ ـ اِنِّسْ تَفَيْتُك عَلَنَّا,tapi ketika Allah memanggil Muhammad, dipanggilnya dengan panggilan kelembutan, kemuliaan dan kehormatan يَايُّهانَّبِيُّ ذَاحِدُالْكُفَّرْ

 يَاَيُّهارَّسُوْل ـ بَلِّغْمَ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ـ dan begitulah Allah mengajarkan untuk berakhlakul karimah kepada Muhammad saw.

QS. As-Shaf (61) : 6,

وَاِذْ قَألَ عِيْسَى ابْنُ مَريْمَ يَابَنَي أِسْرَاءِيْلَ اِنِّي رَسُولُ الَّلَهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّ قًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ الّتَوْرَاةِ وَمُبَشِّرًابِرَسُولٍ يَأتِي مِنْ بَعْد اسْمُهُ اَحْمَدُ . فَلَمَّاجَاءَ هُم بِالْبَيِّنَاتِ قالُوْا هَذَا سِحْرٌمُّبِين

Artinya “ dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata, “wahai bani Israil! sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” namun ketika rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “ ini adalah sihir yang nyata”

Saudara-saudara kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dalam sebuah risalah dikisahkan, suatu waktu saat nabi saw berada di mimbar seketika ia berkata,  “nanti kalian akan minum dari telaga ini,  aku melihat ada telaga haud tempat kalian akan minum disini. Sahabat bertanya, “Siapa yang akan minum disitu ya Rasulullah”? “kamikah atau saudara-saudaramu, ya Rasul”. Sahabat bertanya untuk rasa ingin tahu. Beliau menjawab,  “Bukan, bukan, kalian itu bukan saudaraku”.

Saudara-saudaraku itu adalah, حُمُ الَّذِ يْنَ لَمْ يَرَونِي وَلَكِنَّهُمْ يُؤمِنُونَ بِهِyakni orang-orang yang tak pernah melihatku tapi mereka beriman kepadaku. Selain jaminan syafa’atnya yang kelak akan diberikan pada umatnya, berderet penderitaan pun datang silih berganti yang dialaminya, pernah sampai patah giginya, berdarah  “pelipisnya, dan bersimbah darah kakinya. Dengan rasa geram sahabat berkata, Engkaukan punya do’a mustajab ya Rasul, do’a Mu maqbul, kau do’a sekali saja, maka mereka akan mati dan rata dengan tanah ya Rasul. Kata Rasul, tidak! Do’a itu aku simpan untuk kalian nanti di Padang Mahsyar.

QS. At-Taubah (9): 128-129

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌعَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُم بِلْمُؤمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمِ ـ فَاِنْتَولَّوا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَااِلَهَ اِلاَّ هُوَعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ الْعَرْشِ اْلعَظِيْمِ

Artinya “Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat rasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (Dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling, (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘arsyi (singgasana) yang agung”

Bahkan dalam riwayat lain dikisahkan betapa dia sangat memikirkan ummatnya sampai-sampai beliau pernah jatuh sakit dan kurus tubuhnya, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga beberapa hari lamanya kecuali waktu mendengar adzan dan mendirikan sholat, tatkala Malaikat Jibril bertabaruk (mengambil berkah) mendatanginya seraya menyampaikan khabar, bahwa sesungguhnya hari ini Allah SWT sedang mengobarkan nyala api Neraka dan seluruh Malaikat amat ketakutan, mereka tidak tahu harus berbuat bagaimana. Rasulullah terdiam beberapa saat. Lalu Jibril melanjutkan pembicaraannya “bahwa kelak ada diantara ummatmu yang harus dimasukkan dalam Neraka ke 7, disebabkan mereka itu para pelaku dosa-dosa sangat besar dan sampai mereka meninggal belum sempat bertaubat”. Riwayat ini dikisahkan oleh Abu Bakar r.a, Umar r.a. dan anak kesayangannya Fatimah r.a.

 

 

Saudara-saudara, kaum Muslimin rahimakumullah

Jadi kalau beliau memikirkan, menyayangi, merindukan kita, mengapa kita tidak merindukannya. Kalau beliau menantikan kita di Surga, mengapa kita tidak menjemput penantian itu. Beliau akan membawa umatnya ke Surga dan tidak melangkahkan kakinya ke Surga, sebelum semua umatnya berkumpul bersama-sama masuk ke Surga. Lalu,  masih ragukah kita untuk mengenangnya, mencintainya, merindukannya, memperingati hari kelahirannya? Mengapa selalu kita mempersoalkan tentang mauludnya, tentang maulidnya. Mengapa? Ada yang mengatakan bid’ah lah, yang dolalahlah, yang masuk Neraka lah. Nabi saw sendiri tidak pernah mewasiatkan supaya hari kelahirannya dijadikan sebagai suatu peringatan keagamaan yang disakralkan, justru setiap kali sampai hari kehirannya beliau berpuasa, itu yang beliau contohkan. Mengapa beliau harus memilih berpuasa? Karena orang puasa itu paling dekat peningkatan taqwa pada Allah dalam kontek ibadah. Silakan rasakan, kalau kita tidak puasa, jangankan sholat sunnah, ada sholat fardhu tertinggal saja, kita rasakan biasa. Tapi jika puasa, jangankan sholat fardhu, yang sunnah saja tertinggal kita bisa gelisah. Jadi kalau masuk pada hari kelahiran kita, lalu kita berpuasa, refleksi yang pertama adalah untuk mengevaluasi sampai usia kita disitu, berapa peningkatan nilai taqwa kita di hadapan Allah SWT. Jangan-jangan dihari kelahiran kita itu, investasi akhirat kita belum cukup untuk dibawa pulang menghadap Allah SWT. Kedua, fungsi puasa itu adalah mencegah maksiat. Karena hampir mustahil dan tidak mungkin orang berpuasa mau berdusta, mau berselisih, dan mau mencela. Jadi merayakan peringatan maulid nabi saw itu, bukan kita harus menyengaja melakukan pemborosan yang sia-sia. Yang paling penting itu ta’limnya dan memperbanyak bershalawat untuknya. Jangan lagi kita banyak memperdebatkan ikhtilaf daripada suatu perkara yang sudah jelas letaknya melanggar larangan Allah. Sekarang mari kita cari langkah yang tepat untuk meminimalisir kemungkaran dan kemaksiatan di sekeliling kita, mengantisipasi secara masif peredaran segala macam makanan dan minuman maupun obat-obatan yang meracuni dan membawa mudharat, menekan secara persuasif maraknya hidup bersama dalam serumah tangga dengan berbeda agama, glamournya penampilan hiburan di tempat umum atau di atas pentas dengan pakaian yang mempertontonkan aurat dengan begitu terbuka, murtad dan masih banyak yang lebih parah dan sangat penting lainnya untuk dibahas.

بَرَ كَ الَلهُ لِي وَلَكُمْ فِى الْقُراَ نِ العَظِيْم ـ وَنَفَعَنِى وايَاكُمْ بِمَافِيهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكيِمْ ـ  وَتَقَبَلَ مِنِي وَمِنْكُمْ تِلَاَوَتَهُانَهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم ـ اَسْتَغْفِرُاللَّهَ اْلعَظِيْمِ لِي وَلَكُمْ وَلِسَاءِرِالْمُسْلِميْنَ والْمُسْلِمَةِوالْمُؤمِنِيْنَ والْمُؤمِنَةِ ـ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوُرُالَّرحِيْمِ ـ

Foto Masjid Raya Mujahidin Pontianak Adakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Masjid Raya Mujahidin Pontianak Adakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Portal Masjid Raya Mujahidin,  Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW , Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat melalui PHBI Yayasan Mujahidin menggelar Kegiatan Tabligh Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raya Mujahidin Jum’at (8/11/2019) siang bada sholat Jum’at.  

Acara Tabligh Akbar  yang bertema Meneladani Rasulullah tersebut di sampaikan oleh Ustad Anas Said Azzu’bi yang merupakan da’i dari Pontianak , dihadiri juga oleh Gubernur Kalimantan Barat, Ketua umum yayasan Mujahidin,  pemuka agama, serta ribuan jamaah.

Dalam sambutannya , Ketua Umum Yayasan Mujahidin Kalbar , H Thamrin Usman , menyampaikan terimakasih kepada jamaah dapat hadir dalam Peringatan Maulid Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh yayasan mujahidin.

“ Majelis ilmu Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW  ini kita ingin supaya dapat mentadaburi , mensyuritauladankan, dan mengikuti jejak jejak dari rasulullah Muhammad SAW , semoga dapat memberikan bekas dalam kehidupan kita.” Ujarnya

Dan ia menambahkan juga ucapan terimakasih kepada para donatur karena telah memberikan sedekah berupa nasi kotak dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini.

Kemudian dalam kesampatan yang sama  Gubernur Kalimantan Barat , H. Sutarmidji , mengajak agar kita semua untuk memahami ajaran agama yang kita anut, jangan sampai kita seakan akan segala tindakan kita , ucapan kita, apapun itu sepertinya kita tidak suka dengan ajaran kita.

“Kita harus memahami ajaran yang kita anut, jangan sampai salah pemahaman seperti yang terjadi sekarang seperti itu, contoh misalnya, pakai celana tinggi sedikit , seakan akan tak suka lalu dianggap salah, padahal ada tuntunannya.  ” ujarnya.  

Kemudian Gubernur menyampaikan bahwa Pemimpin islam itu tuntunannya sudah jelas. Dalam pemerintahan , Rasulullah sudah mencontohkan ada konstitusi madinah. “Jadi jangan menjadi keributan, mari dengan memperingati  Maulid Nabi Muhammad kita semakin memahami ajaran yang kita anut dengan baik dan benar.” tambahnya

Tausiyah Ustad Anas Said Azzu'bi dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kemudian Dalam tausiyah, Ustadz Anas Said Azzu’bi menyampaikan tentang kisah nabi muhammad. dimulai dari berita nabi Isa Alahissallam yang termuat dalam Firman Allah di Surah Ash Shaf  ayat 61.

Nabi Isa Alahissallam telah menyampaikan kabar gembira ini kepada umatnya dengan menyebutkan namanya secara gamblang. Disebutkan dalam al Quran, yang artinya :

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. [Ash Shaf / 61 : 6].

Begitu gembiranya Nabi Isa As menyambut kabar gembira ini, maka sesungguhnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harusnya menyambut gembira pula.

Kemudian ustad anas menyampaikan juga tentang sifat Nabi Muhammad , yakni Sidiq , Amanah,  Tabligh , Fathanah.

 "Inti sifat yang harus diteladani dari sifat Nabi Muhammad SAW adalah ada empat, yaitu sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Sidiq artinya benar atau jujur, amanah artinya bisa dipercaya, fathonah artinya cerdas, dan tabligh artinya menyeru kepada kebaikan.

Keteladanan Nabi dalam konteks sehari-hari dan zaman sekarang kata beliau  adalah bahwa harus sidiq atau jujur dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak boleh berdusta dengan segala bentuknya, termasuk melakukan kecurangan dalam perdagangan dan korupsi.

"Tidak boleh hanya kata-kata manis tetapi perbuatan berbeda dengan ucapan," tuturnya.

Ustad Anas juga menambahkan hal lain yang perlu diteladani dari Nabi adalah selalu merangkul semua kalangan, kelompok, suku, kepercayaan/agama, dan perbedaan lainnya pada saat beliau beliau memerintah sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama Islam. Pada konteks masa kini hal tersebutlah yang disebut sebagai sifat toleransi dan mengayomi.

"Jika sifat-sifat mulia tersebut menjadi acuan kita dalam kehidupan sehari-hari dan Al Qur'an sebagai pedoman kita, maka niscaya kita juga sedang melakukan dakwah meneruskan tugas Nabi Muhammad pada 1440 tahun lalu itu," terangnya.   (tt)

LinkVideo

http://bit.ly/SuriTauladanRasulullah_UstAnasSaidAzzubi_Maulid

Foto YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR CANANGKAN PROGRAM BERSIH MASJID

YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR CANANGKAN PROGRAM BERSIH MASJID

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar,  Yayasan Mujahidin  Kalbar melaksanakan kegiatan gotong royong dalam rangka Program Bersih Masjid, kegiatan ini melibatkan seluruh unsur pengurus dan lembaga lembaga dibawah naungan yayasan mujahidin , dengan sasaran pembersihan Masjid Raya Mujahidin Pontianak , Sabtu  16 November 2019. Pukul 07.00 Wib.

Kegiatan Program Bersih Masjid ini akan dilakukan secara rutin setiap bulannya . untuk tahap pertama kegiatan pembersihan dikhususkan di bagian pagar masjid. pagar masjid yang dibangun ini merupakan bagian dari bangunan masjid pertama sebelum di lakukan renovasi masjid sekarang.   (tt)


 

Foto KHUTBAH JUM'AT KE 2117 _ 22 NOVEMBER 2019  "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

KHUTBAH JUM'AT KE 2117 _ 22 NOVEMBER 2019 "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

Intisari Khutbah Jum’at

22 November 2019 M | 25 Rabi’ul Awal 1441 H

Disampaikan Khatib :

Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag

(Anggota Dewan Syariah Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat/

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Barat)

Tema :  "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

Link Video 

https://www.youtube.com/watch?v=IXYGq_31RGk&feature=youtu.be

 

Alhamdulillah, kita bersyukur, berterima kasih ke hadirat Allah SWT. atas semua nikmat yang Allah limpahkan kepada kita sekalian sehingga dapat melakukan berbagai aktifitas dan tugas keseharian terutama dapat hadir melaksanakan shalat jumat. Mari kita manfaatkan nikmat yang Allah limpahkan kepada kita apa pun bentuknya dengan cara meningkatkan kualitas diri, kualitas amal, dan kualitas takwa sehingga hidup kita semakin berkualitas peneuh keberkahan dan menjadi yang terbaik.

Dalam sebuah hadis bersumber dari Abi Bakrah, Rasulullah SAW. Pernah ditanya:

أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ (الترمذى)

Siapakah manusia yang terbaik ya Rasulullah SAW.? Beliau menjawab: ”Orang yang terbaik ialah orang yang panjang umurnya dan kualitas amalnya makin bagus. Lalu ditanya lagi, manusia yang terburuk? Beliau menjawab: ”Orang yang umurnya panjang, tapi kualitas amalnya justru makin buruk. (HR. Tirmidzi).

Menjadi orang yang terbaik dengan cara di antaranya meneladani kehidupan Rasulullah SAW. Meneladani akidah dan tauhidnya, meneladani ibadahnya, dan meneladani akhlaknya dalam semua lini kehidupan kita. Allah SWT. berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. al-Ahzab, 33: 21).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya pada zaman Nabi SAW. Di Madinah ada seorang perempuan tua berkulit hitam yang biasanya setiap hari setiap saat membersihkan masjid. Suatu ketika Rasulullah SAW. Datang ke masjid, perempuan tua hitam pembersih masjid itu tidak kelihatan. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, mana perempuan itu? Mereka menjawab, "Ia sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu, ya Rasulullah. "Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah berkata, "Mengapa kalian tidak memberitahukan berita kematiannya kepadaku? "Saat itu sepertinya para sahabat tidak memandang perempuan tua dan hitam itu sebagai sosok yang penting. Dianggap remeh. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya! "Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah SAW. Setelah sampai di kuburannya, Rasulullah shalat ghaib di atas kuburannya mendoakannya. (HR. Muslim).

Rasulullah SAW. Member contoh agar member perhatian dan penghargaan kepada pekerja-pekerja social kemanusiaan apalagi berbasis agama, sebagaimana perempuan tua itu yang masih produktif bekerja untuk masjid dan orang lain agar nyaman beribadah.

Dalam kasus yang lain, keteladanan Rasulullah SAW. Yang perlu dicontoh adalah sebagaimana dalam hadis riwayat Ahmad bersumber dari Ibnu Abbas. Suatu malam Rasulullah SAW. bangun. Lalu hendak melaksanakan shalat. Beliau menuju ke tempat wudhu. Ternyata seluruh perlengkapan wudhu sudah tersedia. Beliau bertanya kepada istrinya (Maimunah).مَنْ وَضَعَ هَذَا؟  Siapa yang mempersiapkan semua ini?

فَقَالَتْ مَيْمُونَةُ: يَا رَسُولَ اللهِ وَضَعَ لَكَ هَذَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ

Istri beliau menjawab: “Itu semua disiapkan oleh Abdullah ibn Abbas untuk baginda Rasulullah. Spontan Rasulullah SAW. Mengapresiasinya dengan mendoakan Abdullah ibn Abbas. Beliau berdoa:

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأوِيلَ

Ya Allah, berilah pemahaman agama kepadanya (Ibnu Abbas), dan ajarilah ia tentang takwil, maksudnya tafsir al-Qur’an. (HR. Ahmad).

Hadis ini mengajarkan kepada kita, apabila ada orang telah membantu kita, sebaiknya kita berusaha berbuat baik kepadanya, misalnya mendoakan yang bersangkutan, sebagaimana Rasulullah SAW. Mendoakan kepada Ibnu Abbas yang telah membantunya menyiapkan air untuk wudhu.

Dalam kehidupan kita, seringkali banyak dibantu orang lain, biasakanlah mengucapkan terima kasih, sambil mendoakan mereka. Semoga Allah memurahkan rezeki Anda. Semoga Anda panjang umur dan selalu dalam keadaan sehat. Jangan biasakan cuek terhadap kebaikan orang lain. Mengapa kita harus mendoakan orang tua kita, guru-guru kita, para ulama? Sebab mereka telah banyak berjasa berbuat kepada kita. Kita bias hidup seperti hari ini, bias tahu dan mengerti masalah agama, karena perbuatan baik mereka. Maka mendoakan mereka itulah akhlak terpuji. Jangan cueki apalagi menyakiti mereka. Demikian juga, walau pun belum sempat berbaik baik secara nyata, tapi minimal kita bias mengeluarkan kata-kata yang baik dan bijak.

قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan. Allah maha Kaya lagi Mah aPenyantun. (QS. al-Baqarah: 263).

Semoga kita menjadi yang terbaik dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW.

 

 

Foto YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR TERIMA BANTUAN PROGRAM BANK KALBAR PEDULI

YAYASAN MUJAHIDIN KALBAR TERIMA BANTUAN PROGRAM BANK KALBAR PEDULI

PORTAL YAYASAN  MUJAHIDIN KALBAR,  Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat  menerima kedatangan Tim Bank Kalbar dalam rangka penyerahan bantuan berupa satu unit mobil pengangkut sampah  dalam Program Bank Kalbar Peduli yang merupakan rutinitas tahunan.  Dan tahun ini salah satu bantuan  disalurkan ke Masjid  Raya Mujahidin.   Jum’at (22/11/2019).

Bantuan diserahkan langsung oleh  Direktur Utama Bank Kalbar, Drs. Samsir Ismail, M.M. Dan diterima oleh Ketua Umum Yayasan Mujahidin Prof. Thamrin Usman, DEA.  

Penyerahan secara simbolis dilakukan di dalam  Masjid Raya Mujahidin  setelah sholat jum’at. Kemudian dilanjutkan penyerahan unit kendaraan mobil sampah dihalaman Masjid.

Dalam kesempatan tersebut Prof Thamrin Usman menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dirut Bank Kalbar beserta jajarannya telah memberikan bantuan mobil sampah ini , guna difungsikan untuk menjaga kebersihan di lingkungan masjid Raya Mujahidin.

“ semoga bantuan ini dapat menjadi amal jariyah  dan Bank kalbar selalu dapat terus memberikan kontribusi bagi kemajuan Kalimantan Barat ” tambah Prof Thamrin Usman.

Dalam kesempatan  yang sama , Dirut Bank Kalbar juga menyampaikan  bahwa bantuan ini telah lama dipesan khusus untuk Masjid Raya Mujahidin namun baru sekarang dapat diberikan.

“Bank Kalbar akan berusaha membantu masyarakat Kalimantan Barat termasuk yayasan yayasan yang berkecimpung dalam kepentingan umat maka kita akan membantu sepanjang kita masih bisa membantu, terutama dari dana CSR Bank Kalbar.” Ujarnya.

Setelah penyerahan unit kendaraan dihalaman  dilanjutkan penandatangan berita acara penyerahan di ruang VIP yayasan Mujahidin oleh Dirut Bank Kalbar dan Ketua umum Yayasan Mujahidin Kalbar.  (tt)

Foto YMKB  RESPON  ASPIRASI PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

YMKB RESPON ASPIRASI PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat (YMKB) mendukung terbentuknya Perguruan Tinggi . Kesimpulan ini di rumuskan  dalam Rapat Awal  Pembentukan Perguruan Tinggi  Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat , Jum’at(22/11/2019) .

Kegiatan rapat yang  dilaksanakan ba’da sholat jum’at  di ruang VIP  dihadiri  23 orang. Selain dari Pengurus Yayasan Mujahidin peserta rapat juga diundang dari berbagai praktisi untuk dapat memberikan masukan maupun saran terkait pendirian perguruan tinggi ini, adapun yang hadir yakni Pembina Yayasan Mujahidin, Ketua Umum Yayasan Mujahidin, Direktorat Eksekutif Yayasan , Praktisi dan Akademisi Pendidikan di Kalbar, Pengusaha, dan Praktisi Perbankan.  

H. Syakirman selaku Wakil Ketua 1 Pembina  Yayasan Mujahidin dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendirian perguruan tinggi ini perlu didukung , hal ini karena jenjang pendidikan yang ada di Perguruan Mujahidin tinggal Perguruan Tingginya yang belum ada. Kemudian beliau menyarankan agar tim pendiri yang dibentuk nanti dapat mengagendakan bahasan secara teknis, artinya segala sesuatu terkait perizinannya nanti  dilengkapi sehingga dapat diterima oleh DIKTI.

Hal senada disampaikan juga oleh Prof H. Thamrin Usman, DEA selaku Ketua Umum Yayasan Mujahidin , bahwa ide gagasan tentang Perguruan Tinggi di Mujahidin ini sudah lama dikemukakan sehingga perlu di realisasikan. Beliau  juga mengutarakan Perguruan Tinggi ini nanti juga perlu melihat aspek potensi daerah dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar  Kalimantan Barat, sehingga diperlukan kajian lokal agar keluaran didikannya nanti terampil dapat siap pakai baik teori dan terapan, sehingga tidak ada pengangguran keluaran dari Perguruan Tinggi yang dibentuk nanti. Dan perguruan tinggi nanti merupakan serapan  ciri khas geografis dan sumber daya alam di daerah  ini,  sehingga sumber daya alam dapat optimal tergali.

Saran dari beberapa Praktisi Pendidikan Kalimantan Barat juga disampaikan, salah satunya  oleh Ibu Prof Hj Asniar Ismail SE,MM  mantan Rektor Untan, beliau  menyampaikan perlunya diketahui prodi prodi apa saja terkait pendirian perguruan tinggi ini yang berpotensi di kalimantan barat , dan yang belum ada di  Perguruan Tinggi  lainnya di Pontianak.

Kemudian saran dari H. Mulyadi selaku Sekda Kota Pontianak yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Pendidikan Yayasan Mujahidin menyampaikan bahwa Pada prinsipnya Lembaga Pendidikan  yayasan mujahidin mendukung dan setuju dengan program vokasi dengan melihat potensi  anak anak didik , dan pengelolaan hasil perkebunan dan pengelolaan perikanan dapat dipertimbangkan untuk di bentuk dengan didukung  laboratorium dan lainnya.

Dalam kesempatan yang sama Praktisi Pendidikan Pertanian Ir Uray Eddy S, MP  menyampaikan vokasi yang dibuat nanti harus dapat menyentuh ke masyarakat bawah misalnya petani  sehingga kemudian menjadi peluang juga bagi petani. seperti vokasi biodesel atau vokasi kopi  , hal ini menurutnya penting dan menjadi peluang  dengan menggali potensi yang ada di masyarakat.

Beberapa saran masukan juga disampaikan oleh peserta rapat lainnya , bahwa perlu dikaji dahulu output dari peserta didik nanti setelah selesai , sehingga perguruan tinggi ini diketahui dimulai dari level mana. Dan peluang rantai nilai dapat dikaitkan sehingga dapat menjadi nilai tambah, serta perlu tetap memasukkan nilai islam sebagai ciri pendidikan dan penamaan Indonesia di ikutsertakan.

Kegiatan rapat berakhir pukul 14.45 Wib,  Dengan kesimpulan akan dilakukan pembahasan lanjutan, dengan bahasan  berkaitan dengan lingkup layanan , respon kondisi ril dilapangan dan kebijakan pemerintah, antisipasi kedepan dan nilai pasca dan nilai tambah , pengolahan serta penamaan perguruan tinggi.     (tt)

 

Foto Khutbah Jum'at 29 November 2019

Khutbah Jum'at 29 November 2019

Intisari Khutbah Jum’at

29 November 2019 M | 02 Rabi’ul Akhir 1441 H

Disampaikan Khatib :

Drs. H. Nasution Usman, M.Pd

Tema : "Tiga Ciri Orang Yang Dicintai Allah"

Link Video Khutbah 

http://bit.ly/KhutbahJumatke_2118

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَمُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Di dalam sebuah hadits qudsi yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ

Artinya :“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari).

Maksudnya adalah bahwa Dia(Allah) memberinya taufiq dalam seluruh amal dan ucapannya, pendengaran dan penglihatannya. Inilah makna yang dimaksud oleh Ahlussunnah wal Jamaah. Ditambah pula bahwa Allah akan mengabulkan doanya, jika dia meminta, Allah akan memberikan permintaannya. Jika dia meminta tolong kepada-Nya, Allah akan menolongnya, jika dia minta perlindungan kepada-Nya, maka Dia akan melindunginya." (Jami Ulum wal Hikam, 2/347, Fatawa Nurun Alad-Darb, kaset 10, Syekh Ibn Baz rahimahullah)

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Lantas bagaimana Allah mencintai hamba-Nya? Adakalanya, seseorang sering melakukan kemaksiatan, namun rezekinya lapang. Ia lalu beranggapan bahwa Allah tidak murka kepadanya, Allah tidak marah kepadanya. Allah masih mencintainya karena Allah masih melapangkan rezekinya.

Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh Imam Adz-dzahabi akan kesahihannya, menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة

Artinya :“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akhirat”.

Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Artinya :“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah? Pertama, dia dibimbing oleh Allah. Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut akan berada dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah tidak Ridho matanya melihat apa yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya mendengar apa yang dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh Allah ketika melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik, kepadanya diarahkan kepada kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya dengan bertobat.

Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan, “Ya Rasulullah sucikan aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kepada para sahabat apakah sahabat Maiz sudah gila? Para sahabat mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan waras.”

Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah seraya mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah melakukan perbuatan zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan apakah ia berbicara secara sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah kematiannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم

Artinya : “Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat dibagi-bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.

Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia mencintai mereka karena Allah Ta’ala

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada seseorang. Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena Allah Ta’ala, akan mudah melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap melekat. berbeda dengan kecintaan yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh karena itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim Rasulullah bersabda:

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ

Artinya :“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah, serta cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi mengisahkan ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau menangis karena melihat banyak temannya yang dekat dengan dirinya tidak menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada pembantunya, “Ada apa dengan teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”

Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka tidak menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki hutang kepadanya. Maka Saad bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah memisahkan antara diriku dan para sahabatku yang membangun cinta karena Allah Ta’ala.”

Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong sebanyak orang yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan dirham. Kantong-kantong itu kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya dan dia mengatakan semua utang mereka bebas karena Allah Ta’ala.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan kepada Allah Ta’ala akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla. Kemudian ciri berikutnya di antara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian oleh Allah.

Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk jangan dunia sehingga fokusnya hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala. Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan Allah memberikan ujian kepada-Nya, agar dia tahu ke mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat bahwa beliau adalah orang yang paling besar ujiannya di antara mereka.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ