logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto Masjid Raya Mujahidin Pontianak Adakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Masjid Raya Mujahidin Pontianak Adakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Portal Masjid Raya Mujahidin,  Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW , Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat melalui PHBI Yayasan Mujahidin menggelar Kegiatan Tabligh Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Raya Mujahidin Jum’at (8/11/2019) siang bada sholat Jum’at.  

Acara Tabligh Akbar  yang bertema Meneladani Rasulullah tersebut di sampaikan oleh Ustad Anas Said Azzu’bi yang merupakan da’i dari Pontianak , dihadiri juga oleh Gubernur Kalimantan Barat, Ketua umum yayasan Mujahidin,  pemuka agama, serta ribuan jamaah.

Dalam sambutannya , Ketua Umum Yayasan Mujahidin Kalbar , H Thamrin Usman , menyampaikan terimakasih kepada jamaah dapat hadir dalam Peringatan Maulid Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh yayasan mujahidin.

“ Majelis ilmu Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW  ini kita ingin supaya dapat mentadaburi , mensyuritauladankan, dan mengikuti jejak jejak dari rasulullah Muhammad SAW , semoga dapat memberikan bekas dalam kehidupan kita.” Ujarnya

Dan ia menambahkan juga ucapan terimakasih kepada para donatur karena telah memberikan sedekah berupa nasi kotak dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini.

Kemudian dalam kesampatan yang sama  Gubernur Kalimantan Barat , H. Sutarmidji , mengajak agar kita semua untuk memahami ajaran agama yang kita anut, jangan sampai kita seakan akan segala tindakan kita , ucapan kita, apapun itu sepertinya kita tidak suka dengan ajaran kita.

“Kita harus memahami ajaran yang kita anut, jangan sampai salah pemahaman seperti yang terjadi sekarang seperti itu, contoh misalnya, pakai celana tinggi sedikit , seakan akan tak suka lalu dianggap salah, padahal ada tuntunannya.  ” ujarnya.  

Kemudian Gubernur menyampaikan bahwa Pemimpin islam itu tuntunannya sudah jelas. Dalam pemerintahan , Rasulullah sudah mencontohkan ada konstitusi madinah. “Jadi jangan menjadi keributan, mari dengan memperingati  Maulid Nabi Muhammad kita semakin memahami ajaran yang kita anut dengan baik dan benar.” tambahnya

Tausiyah Ustad Anas Said Azzu'bi dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kemudian Dalam tausiyah, Ustadz Anas Said Azzu’bi menyampaikan tentang kisah nabi muhammad. dimulai dari berita nabi Isa Alahissallam yang termuat dalam Firman Allah di Surah Ash Shaf  ayat 61.

Nabi Isa Alahissallam telah menyampaikan kabar gembira ini kepada umatnya dengan menyebutkan namanya secara gamblang. Disebutkan dalam al Quran, yang artinya :

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. [Ash Shaf / 61 : 6].

Begitu gembiranya Nabi Isa As menyambut kabar gembira ini, maka sesungguhnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harusnya menyambut gembira pula.

Kemudian ustad anas menyampaikan juga tentang sifat Nabi Muhammad , yakni Sidiq , Amanah,  Tabligh , Fathanah.

 "Inti sifat yang harus diteladani dari sifat Nabi Muhammad SAW adalah ada empat, yaitu sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Sidiq artinya benar atau jujur, amanah artinya bisa dipercaya, fathonah artinya cerdas, dan tabligh artinya menyeru kepada kebaikan.

Keteladanan Nabi dalam konteks sehari-hari dan zaman sekarang kata beliau  adalah bahwa harus sidiq atau jujur dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak boleh berdusta dengan segala bentuknya, termasuk melakukan kecurangan dalam perdagangan dan korupsi.

"Tidak boleh hanya kata-kata manis tetapi perbuatan berbeda dengan ucapan," tuturnya.

Ustad Anas juga menambahkan hal lain yang perlu diteladani dari Nabi adalah selalu merangkul semua kalangan, kelompok, suku, kepercayaan/agama, dan perbedaan lainnya pada saat beliau beliau memerintah sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama Islam. Pada konteks masa kini hal tersebutlah yang disebut sebagai sifat toleransi dan mengayomi.

"Jika sifat-sifat mulia tersebut menjadi acuan kita dalam kehidupan sehari-hari dan Al Qur'an sebagai pedoman kita, maka niscaya kita juga sedang melakukan dakwah meneruskan tugas Nabi Muhammad pada 1440 tahun lalu itu," terangnya.   (tt)

LinkVideo

http://bit.ly/SuriTauladanRasulullah_UstAnasSaidAzzubi_Maulid