logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto PAWAI BECAK RAMAIKAN HALAMAN MASJID RAYA MUJAHIDIN

PAWAI BECAK RAMAIKAN HALAMAN MASJID RAYA MUJAHIDIN

Portal Yayasan Muahidin Kalbar,  Masih dalam rangka merayakan hari jadi Kota Pontianak yang ke-248, Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak (LP2A) bersama dengan Taman Kanak-Kanak Mujahidin I  mengadakan kegiatan Pawai Becak Hias Anak-Anak Didik bertempat di halaman depan Menara Masjid Raya Mujahidin Sabtu, 26 Oktober 2019.

Kegiatan pawai becak hias dilepas  oleh Pengurus  Lembaga Pendidikan Mujahidin Pontianak, DR. Suhra Wardi, M. Si  . Dalam kesempatan ini beliau  berpesan agar  kegiatan ini dapat terus berlanjut, serta bermanfaat bagi anak-anak.

Salah seorang panitia menyampaikan bahwa Becak merupakan modal transportasi roda tiga yang umumnya ditemukan diIndonesia, akan tetapi dengan berkembangnya alat transportasi bermesin , kini becak perlahan ditinggalkan,  oleh karenanya konsep yang diusung oleh panitia untuk kegiatan ini menghadirkan becak ketengah tengah anak anak.  Agar mereka masih dapat mengenal dan merasakan keceriaan saat menaiki becak. Sehingga kedepannya becak tetap ada dan dilestariakan.

Foto TIH MUJAHIDIN GELAR BINA MUALLAF

TIH MUJAHIDIN GELAR BINA MUALLAF

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Dalam rangka mempererat silaturahmi dan penguatan akidah saudara-saudarii muallaf yang telah di islamkan di masjid Raya Mujahidin, Tabung Infaq Harian (TIH) Mujahidin menggelar Kegiatan Pembinaan Mualaf bertempat di Menara Masjid Raya Mujahidin Jum’at (25/10/2019) siang.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yg diadakan oleh TIH Mujahidin dalam rangka mewujudkan pemahaman Aqidah tentang Islam.

Manajer TIH Mujahidin , Sarwono, menyampaikan bahwa perhatian kepada saudara-saudari (muallaf) kita tidak hanya sekedar membimbingnya bersyahadat, namun lebih dari itu, ada tanggung jawab lebih, guna menguatkan keyakinan mereka ke dalam Islam yang utuh.

"Pentingnya lembaga  hadir dalam hal ini untuk ikut mendukung, dan ikut serta memberikan pemahaman lanjutan tentang Akidah Islam” ungkapnya.

Dalam acara tersebut dihadiri sekitar 70 muallaf  , serta seorang nara sumber yakni ustadz H. Mahsuf Nahyus, A.Ma  yang ditunjuk untuk menyampaikan materi keagamaan.

Dalam kesempatan tersebut ustadz H. Mahsuf Nahyus menguraikan tentang Pemahaman Rukun Islam, karena Rukun Islam adalah lima tindakan dasar dalam Islam  sebagai pondasi wajib bagi orang-orang beriman.  (tt)

 

Foto BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat

BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat

PONTIANAK -- Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melakukan pengabdian kepada Pengelola Baitul Mal wat Tamwil (BMT)/ koperasi syariah di kantor BMT Al-Mujahidin, Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, pertengahan Agustus lalu (15/10).

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pengabdian masyarakat yang dilaksanakan tahun lalu. Tahun ini, tim pengabdian masyarakat Universitas Indonesia melakukan pembekalan terkait peningkatkan pengelolaan pembiayaan oleh BMT di Kota Pontianak. Pengelolaan pembiayaan ini merupakan yang paling sulit dilakukan jika dibandingkan dengan pengumpulan dana. Banyak perbankan sukses mengumpulkan dana, tapi kesulitan dalam menyalurkannya.

 ‘Kegiatan ini bukan seremonial belaka. Kita perlu meningkatkan kapasitas BMT dan juga skill pengelolanya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kecil.  Jangan sampai rentenir yang memenuhi kebutuhan masyrakat,” kata Ketua Tim ” Farida Prihatini, SH, MH, CN dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/10).

Banu Muhammad Haidlir  SE, MSE  selaku anggota Pengabdi mengatakan, “Di dunia ini hanya ada dua lembaga yang mau mengurusi rakyat kecil, yakni BMT dan rentenir. Agar masyarakat bisa bebas dari jeratan rentenir, maka satu-satunya yang dapat membantu masyarakat hanyalah BMT.”

Ia menambahkan, meskipun BMT memiliki potensi yang cukup besar untuk membantu perekonomian rakyat kecil, namun ternyata banyak BMT khususnya di Pontianak yang belum mampu melakukan analisis terkait laporan keuangan yang telah mereka buat. Sehingga, hal ini cukup menghambat perkembangan koperasi syariah/ BMT di Pontianak.

“Banyak BMT yang jatuh bangun dan tidak dapat bertahan lama. Salah satu penyebabnya selain kurangnya pengetahuan dari pengelola BMT ialah BMT/koperasi syariah hingga saat ini belum menjadi Lembaga Keuangan Mikro.  Sehingga, BMT belum diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan,” ujarnya.

Hal ini, menurut Banu, merupakan suatu permasalahan yang cukup besar karena setiap aktivitas pengumpulan dan penyaluran uang seperti koperasi syariah haruslah diawasi. “Pengawasan itu merupakan hal yang dibutuhkan bagi koperasi syariah agar pengelolaannya dapat berjalan dan berkembang dengan baik,” tuturnya.

“Untuk meningkatkan kinerja BMT perlu adanya multi level education (MLE),” kata Dr Yeni Salma Barlinti  SH, MH yang juga anggota tim Pengabdi.

Yeni  menambahkan, calon nasabah BMT harus mengikuti kegiatan adukasi literasi keuangan syariah baru boleh mendapatkan pendanaan. “Model MLE ini ditujukan bagi nasabah yang ingin menambah pendanaan dari BMT untuk pembiayaan kedua atau kesekian kalinya,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari koperasi-koperasi syariah serta mahasiswa ekonomi Islam dari universitas-universitas yang ada di Pontianak, seperti BMT Al Mujahidin, FoSSEI IAIN Pontianak, mahasiswa Universitas Tanjung Pura, dan BMT Halalan Thoyyiba. Dalam kegiatan ini, masing-masing perwakilan BMT diberikan kesempatan untuk mengutarakan permasalahan-permasalahan yang mereka temui dalam mengelola BMT dilanjutkan dengan lokakarya pendampingan pembuatan laporan keuangan syarariah serta analisis laporan keuangan BMT yang dibimbing oleh  Banu yang merupakan dosen FEB UI.

Liz Indah selaku Ketua BMT Al Mujahidin mengucapkan terima kasih kepada tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang telah membantu memberdayakan BMT/koperasi syariah di Pontianak dengan secara berkesinambungan memberikan pembekalan kepada koperasi-koperasi syariah yang ada di Pontianak.

Harapannya ke depan kegiatan ini dapat menghubungkan antara setiap stakeholder, pemerintah, tokoh masyarakat dan penggiat ekonomi syariah. Tim Pengabdian lain yang terlibat dalam program ini adalah Abdul Karim Munthe SSy, SH, MH dan Erizka Permatasari, masing-masing sebagai anggota pengabdi.

 

 

Artikel ini telah tayang di republika.co.id dengan judul BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat, https://republika.co.id/berita/pzyrly374/bmt-lembaga-keuangan-paling-dekat-dengan-rakyat

Penulis: Irwan Kelana

Foto KHUTBAH JUM’AT 25 OKTOBER 2019

KHUTBAH JUM’AT 25 OKTOBER 2019

25 Oktober 2019 M | 26 Shafar 1441 H

Khatib : Ustadz KH Zainuddin Ahmad

(Imam Tetap Masjid Raya Mujahidin)

Tema : "Riya, Duri Dalam Beramal"

Link Video : http://bit.ly/KhutbahJumat_25Okt2019

 

Portal Masjid Raya Mujahidin, Dalam Khutbahnya beliau menyampaikan bahwa jika kita beramal, namun dalam hati masih ada keinginan untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang lain maka itu termasuk kedalam riya.

“Riya merupakan duri yang paling tajam diantara duri duri yang menjadi penghalang utama datangnya pahala dari Allah, karena beramal dengan riya amalannya menjadi sia sia”

Ustadz Zainuddin Ahmad juga menambahkan bahwa riya  dapat merusak mental, tingkah laku seseorang akan menjadi sakit bila penyakit riya ini muncul dalam hati.

“ Jika penyakit riya jika sudah akut dan meliputi jiwa seseorang, maka ia semakin gila terhadap sanjungan dan pujian. Bagi dirinya, sanjungan adalah tujuan utama dari segala amal ibadah yang dilakukannya”

Dengan demikian, ia menjadikan ibadahnya, sedekahnya, Sholatnya, hajinya dan puasanya hanya sebagai lipstik belaka, demi untuk meraih simpatik dan pujian dari orang lain. Oleh karena itu, riya sama dengan syirik kecil, sebab ia telah berusaha menipu Allah, meskipun ia tahu bahwa Allah tak mampu ditipu. Akhirnya ia hanya bisa menipu diri sendiri. Ia menyembah tetapi bathin dan pikirannya mencari sanjungan manusia.

Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib berkata : orang riya itu memiliki 3 ciri. Yakni pertama malas beramal ketika ia sendirian, dan giat beramal ketika dirinya berada ditengah orang banyak. Kedua, menambah amalianya ketika dirinya dipuji. Dan ketiga mengurangi amaliahnya ketika dirinya dicela.

Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang ini dalam sabdanya : “Barang siapa mengerjakan sholat dengan baik bila dilihat orang kemudian mengerjakannya dengan jelek bila sendirian, maka perbuatannya itu termasuk penghinaan kepada Tuhannya. “

Di akhir khutbahnya ustadz KH Zainudin Ahmad menyampaikan bahwa ketidakikhlasan itu bersumber dari kotoran hati yang tidak pernah dicuci dengan air ketawadhuan dan ketauhidan, sehingga setiap beramal ia selalu membutuhkan orang lain untuk memperhatikan dirinya, selama ia tidak mencuci hatinya, maka selama itu pula ia tidak pernah ikhlas dalam setiap baramal dan beribadah. Mudah-mudahan Allah membersihkan hati kita dari segala penyakit yang dapat merusak amal ibadah kita , sekaligus menunjukkan kita kejalan yang diridhainya. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.   (tt)