logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto Perintah Memakan Makanan Yang Halal _ Ustadz Dr Ir H Wasian Syafiuddin MSc

Perintah Memakan Makanan Yang Halal _ Ustadz Dr Ir H Wasian Syafiuddin MSc

PERINTAH MEMAKAN MAKANAN HALAL

 (Khutbah di Masjid Raya Mujahidin ke 2127  – 6 Jumadil Akhir  1441/31-Januari-2020)

Link Rekaman Video Khutbah  https://www.youtube.com/watch?v=Ruw8tSU6io0&feature=youtu.be

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

 فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ،

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Mari kita memuji Allah SWT atas segala ni’mat dan karunia-Nya kepada kita semua. Salah satu ni’mat itu adalah kesehatan. Dengan ni’mat itu kita dapat menunaikan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari. Pada saat yang sama kewajiban kita untuk bersegera mengingat Allah - dengan menjalankan shalat Jum’at berjamaah di masjid yang mulia ini.

Kemudian, mari kita bershalawat dan menyampaikan salam kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, para sahabat beliau dan para pengikut setia beliau sampai akhir zaman.....

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Mari kita tadabburi ayat 168-169 Surah Al-Baqarah sbb:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (2:168)

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

2:169. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.

Salah satu sumber kebaikan dalam diri seorang Muslim adalah SUMBER makanannya harus HALAL, dan THAYYIB. Sumber ini ternyata berakibat terhadap prilaku dan akhlak seorang Muslim.

Adapun tema khutbah kita hari ini adalah tentang perintah Allah untuk MANUSIA (bukan hanya untuk kaum muslimin) agar memakan makanan yang HALAL dan THOYYIB. Keumuman perintah ini – yaaayyuhannaas ---  dalam Al-Quran untuk semua manusia – menunjukkan bahwa Islam adalah Agama Allah untuk seluruh umat manusia (universalitas Islam)  dan membuktikan bahwa Allah adalah Rabb al-‘Alamin (Tuhan semesta alam). Dalam kontek perintah memakan yang halal, tentu banyak ayat2 lebih spesifik ditujukan untuk orang-orang yang beriman. (5:88) (An-Nahl 16:114)

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

5:88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

16:114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Tema ini tentu terkait dengan berita menyebarnya penularan virus CORONA (The outbreak of Coronavirus) – yang bermula di negeri Tiongkok / China.

Viralnya kasus ini di dunia membuat semua orang khawatir agar tidak meenular kemana-mana, cukuplah terisolir enedemik di Tiongkok saja.

Akan tetapi, dari sudut ilmu penyakit atau ilmu kesehatan, jika penularan suatu penyakit sumberny dari VIRUS, maka dipastikan bahwa akan terjadi penularan massal yang jika tidak dikawal dan di antisipasi sejak awal, maka dampak perluasan penularan itu tidak akan terbendung.

BEBERAPA PRAKTEK MENGKONSUMSI MAKANAN HARAM DAN EKSTRIM.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Andai kita hitung, ternyata yang diharamkan Allah lebih sedikit daripada yang dihalalkan. Entah itu dilihat dari sudut pandang zatnya maupun dari sudut pandang tindakannya (cara mendapatkan benda zat tersebut).

Lihat saja, semua minuman halal dikonsumsi, kecuali minuman yang merusak tubuh dan memabukkan. Semua makanan halal dinikmati, kecuali makanan yang menjijikkan dan tidak baik bagi kesehatan, misalnya bangkai (kecuali ikan dan belalang), darah yang mengalir, babi, binatang buas atau bertaring, binatang yang memakan kotoran, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Hanya itu saja.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Begitu kasus menularnya virus corona, maka perhatian khusus kepada penyebabnya semakin menjadi perbincangan hangat.

Apalagi diketahui bahwa konsumsi kuliner ekstrim dan eksotik memang digandrungi oleh sebagian masyarakat tiongkok. 

Kebiasaan memakan masakan dari hewan2 yang menurut hokum Islam dilarang (diharamkan) seperti kelelawar, kodok, ular, tikus,dll adalah diduga sebagai penyebab munculnya virus ini.

Salah satu tulisan di paper dari jurnal ilmiah, seorang peneliti mengatakan bahwa mengkonsumsi kelelawar yang merupakan tradisi di Cina menunjukkan 'dekatnya' interaksi antara manusia dan kelelawar di sana. Artinya risiko untuk paparan memang tinggi, apalagi membunuhnya untuk konsumsi pun dalam kondisi sesegar mungkin (Fan et al 2019)

Laporan lain mengatakan bahwa penularan pertama virus corona ini adalah dari hewan ular yang dikonsumsi kemudian berkembang dari pasar-pasar ektrim yang menjual makanan2 aneh tersebut.

 

Memang tidak semua binatang ini haram, karean ada kodok yang difatwakan halal Namun, tidak sedikit yang melanggar aturan yang telah digariskan agama, atau setidaknya bidang ini kehalalannya diragukan alias syubhat, namun merebaknya wabah Corona virus membuktikan bahwa LARANGAN ALLAH mengkonsumsi makanan yang TIDAK THOYYIBAH (ekstrim jijik) berakibat datangnya musibah penyakit tersebut.

Oleh karen itu, mari kita menahan diri, agar tidak tergoda oleh rayuan syetan yang selalu menjerumuskan kita untuk menempuk makanan yang syubahat maupun jelas haramnya. Masih ada di tengah masyarakat yang mau memakan hewan atau bagian hewan untuk obat. Pengobatan dijadikan dalih untuk menghalalkan mengkonsumsi empedu beruang, empedu ular, misalnya. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Sebagai orang beriman, mari kita hindari diri kita dari mengkonsusmsi makanan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kita perkuat akidah/iman, perkuat keyakinan kebenaran syariat agama dan memperbaiki kualitas makanan kita dari segi sumber dan kualitasnya.

Cukuplah bebeapa nasihat Rabbani ini kita jadikan pedoman…

Balasan Allah sesuai dengan amal perbuatan.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatan itu”

- QS. Ghafir [40] : 40

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri.”

- QS. Al Jatsiyah [45] : 14-15

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

- QS. Al A’raf [7] : 96

Dan tidaklah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan azab-Nya yang keras, pedih dan dahsyat lagi menakutkan, menyakitkan dan menyeramkan kecuali penduduk negeri itu telah berbuat kerusakan di muka bumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri, kecuali penduduknya melakukan kezaliman.”

- QS. Al Qasas [28] : 59

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Rabb mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami buat perhitungan (hisab) terhadap penduduk negeri itu dengan perhitungan yang ketat (keras), dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan, sehingga mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan akibat perbuatan mereka, itu adalah kerugian yang besar. Allah menyediakan azab yang keras bagi mereka”

- QS. At Talaq [65] : 8-10

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi. Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka karena dosa-dosanya; dan Kami mengunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran). Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir.”

- QS. Al A’raf [7] : 96-101

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan pernah menyalahkan janji-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah ?”

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله الواحد القهار، الرحيمِ الغفار، أحمده تعالى على فضله المدرار، وأشكره على نعمه الغِزار، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له العزيز الجبار، وأشهد أن نبينا محمداً عبده ورسوله المصطفى المختار، صلى الله عليه وعلى آله الطيبين الأطهار، وإخونه الأبرار، وأصحابه الأخيار، ومن تبعهم بإحسان ما تعاقب الليل والنهار

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Semoga khutbah singkat ini bisa menginspirasi kita semua dan kaum muslimin untuk meluruskan pemahaman makna makanan halal dan makanan haram dan menjijikkan, baik zatnya maupun maknawinya.

Kesimpulannya adalah: Mari perkuat keyakinan akan kebenaran perintah dan larangan Allah untuk kemaslahatan manusia. . Amin ya rabbal ‘alamin.

فقال في القرآن الكريم: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة

 

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ