Link Video http://bit.ly/KhutbahJumatMasjidRayaMujahidin_ke2114
KHUTBAH JUMAT, 1 NOVEMBER 2019
Tema " ASH-SHIDQU "
Ustadz Dr. H Didik M Nur Haris
Portal Masjid Raya Mujahidin, Dalam Khutbahnya Ustadz Didik membuka dengan Surah At Taubah ayat 119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ [التوبة:119].
Hai orang2 yang beriman bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian orang-orang yang benar, orang jujur, orang2 yang konsisten, orang2 yang memiliki komitmen.(QS. At-Taubah: 119)
makna kandungan kata “ASH SHIDQ” ATAU “ASH SHADIQIN”, dihimpunkannya seruan iman dan taqwa secara bersamaan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ menunjukan pesan وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِي, jadilah kalian orang-orang yang benar, orang jujur, orang2 yang konsisten, orang2 yang memiliki komitmen adalah seruan yang MAHA PENTING.
Untuk “ASH SHIDQ”inilah, Allah hadirkan kehidupan dengan segala dinamikanya, senang dan susahnya, lapang dan sempitnya, kaya dan miskinya, menjabat atau tidaknya, untuk melihat seberapa benar komitmen kita dan seberapa besar konsistensi kita.
Beliau menyampaikan bahwa Seringkali yang membuat kita tidak lagi dalam kebenaran, lalu terjebak dalam sikap inkonsisten dalam perbuatan maupun ucapan adalah godaan dunia dengan segala perhiasannya, Sebagaimana alur ayat Qura’an surat attaubat ayat 119 diatas, adalah penutup rangkaian cerita 3 orang sahabat, salah satunya adalah sahabat Ka’ab bin Malik, yang mendapatkan hukuman Nabi SAW ketika tidak mampu menjaga komitmen dan konsistensinya di atas garis kebenaran, saat seruan perang Tabuk dikumandangkan, perang yang digambarkan menempuh jarak yang sangat jauh, tidak kurang 1000 km, ditengah musim panas padang pasir jazrah Arab, pada saat musim panen buah kurma di Kota Madinah. Disinilah ujian iman bermula,
Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash RA dari Rasulullah SAW, bahwasanya pada suatu hari beliau pernah bertanya, "Apabila negeri Persia dan Romawi telah ditaklukan untuk kalian, akan menjadi bangsa yang bagaimanakah kalian?" Abdurrahman bin Auf menjawab, "Insya Allah kami akan melaksanakan seperti apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kami." Rasulullah SAW bersabda, "Mungkin kalian tidak akan seperti itu. Kalian akan saling bersaing, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Setelah itu kalian akan datang kepada kaum Muhajirin yang miskin dan kalian akan menjadikan sebagian mereka menjadi budak bagi sebagian yang lain." (Muslim, 2962)
Ustadz Didik menyampaikan bahwa kita harus Waspada, hati-hati, tidak merasa aman saat berinteraksi dengan dunia dengan segala daya tariknya adalah sikap yang semestinya menshibghah dan mewarnai hati dan fkiran kita. Oleh sebab tabiat Dunia, hawanya cenderung menggiring dan menjerusmukan kepada sikap melampui batas dan menghalalkan segala cara,
كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ (6) أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ (7)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas (dengan berbuat dzalim, sewenang-wenang lagi sombong), sebab dia melihat dirinya serba cukup
(QS. Al-‘Alaq: 6-7)
disinilah pentingnya, kita kembali meluruskan, orientasi kita dihadapan dunia
Yakni agar Allah senantiasa membimbing dalam setiap ucapan dan perbuatan kita, saat masuk dan keluar dari setiap masalah, saat ujian dan probematika hidup sedang menerpa, saat kita berada dipersimpangan jalan penuh dilema dan kegamangan, kita mohon masuk dan keluarnya menepati ridha-Nya, tetap berpijak dalam kebenaran, istiqamah dengan petunjuk-Nya, dan sesuai dengan Kitab dan Sunnah Rasul-Nya, yang pada akhirnya kita berharap mendapat kabar gembira
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ
dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan shidq yang tinggi di sisi Tuhan mereka"
(QS. Yunus: 2)