logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto JANGAN BIARKAN WAKTU MEMBUNUHMU  _ Khutbah Jum'at ke 2124

JANGAN BIARKAN WAKTU MEMBUNUHMU _ Khutbah Jum'at ke 2124

ntisari Khutbah Jum’at

10 Januari 2020 M | 08  Jumadil Awal 1441 H

Disampaikan Khatib :   Ustadz  Drs. H. Syahrul Yadi  M.Si 

Tema : " JANGAN BIARKAN WAKTU MEMBUNUHMU "

 

الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ

 

KAUM MUSLIMIN SIDANG JUMAT RAHIMAKUMULLAH !!!

Dua waktu berbeda membuat kehidupan ada, yaitu waktu yang telah lalu dan waktu yang akan datang. Waktu lalu artinya kehidupan yang sudah dilewati, waktu yang akan datang adalah kehidupan yang belum dijalani. Titik temu antara waktu lalu dan waktu yang akan datang adalah waktu masa kini. Waktu masa kinilah disebut dengan kehidupan. Dengan kata lain manusia hidup berada di masa kini. Kalau berada di masa lalu berarti kehidupan orang yang sudah meninggal dunia sedangkan kalau kehidupan masa yang akan datang berarti kehidupan orang yang belum lahir.

Tiga waktu ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Seperti waktu yang lalu misalnya; berkarakter sangat jelas, terus bertambah dan bisa diubah. Sangat jelas karena sudah terjadi dan ia merupakan kumpulan taqdir-taqdir yang kita dijalani. Terus bertambah karena perjalanan hidup melaju melesat ke depan tanpa pernah berhenti satu detikpun. Bisa diubah karena bersambungan langsung dengan kehidupan masa kini. Selanjutnya waktu kini memiliki karakter tersendiri yaitu cepat sekali datang, namun cepat sekali pula berlalu, dan ia laksana hakim yang tak bisa dinego. Sebentar sekali 

rasanya hidup ini kita nikmati kemudian menjadi masa lalu. 2019 terasa baru saja datang, kini sudah berada di gerbang tahun 2020. Padahal rasanya baru saja beraktifitas dalam waktu 2019. Misal saja yang lain, bahwa ramadhan yang lalu masih  terasa baru saja dijalani namun sudah hampir memasuki ramadhan lagi, terasa baru saja menikah, tapi ternyata kita sudah punya anak yang mau menikah Itulah hidup cepat datang dan cepat berlalu, jika datangnya cepat maka berlalu juga cepat, artinya berbanding lurus antara datang dan berlalu. Hebatnya masa kini itu tak bisa dinego dan disogok. Waktu merupakan hakim yang sangat komitmen dan konsisten. Dia datang menemui manusia dalam keadaan apapun juga. Jadi waktu masa kini sangat singkat hanya ukuran detik saja. Satu detik satu tarikan napas maka sudah disebut masa lalu dan tidak mungkin diambil kembali.

Waktu yang akan datang memiliki karakter yang tidak jelas, terus berkurang dan pasti mengalami perubahan. Tidak jelas karena belum terjadi, masih dalam wacana dan terus berkurang karena ditarik oleh masa lalu yang terus memanjang. Kemudian pasti berubah karena era dan masanya berbeda. Manusia mengalami waktu lahir, waktu kecil, waktu muda, waktu tua dan kemudian mati. Manusia mengalami situasi revolusi fisik yaitu ketika anak-anak lemah dan minta diurusi. Ketika remaja amat menarik dan ketika dewasa penuh beban dan masa tua waktu tersisa hampir habis indahnya. Waktu ini akan dialami semua orang yang punya usia yang cukup panjang.

 

KAUM MUSLIMIN SIDANG JUMAT RAHIMAKUMULLAH !!!

Allah sangat konsen terhadap waktu. Bertaburan sumpah Allah tentang waktu misalnya; demi massa, demi fajar, demi dhuha, demi malam, demi siang dan seterusnya. Artinya bahwa waktu begitu bernilai di sisi Allah, dan hendaknya harus dihargai tinggi juga oleh manusia. Waktu tidak bisa diajak kompromi. Dia laksana pedang terhunus tajam, kalau dipakai dengan baik maka akan melahirkan manfaat dan kalau salah memakainya akan melahirkan bencana.. Bahkan kalau tidak dipakai pedang waktu itu akan menebas leher kita sendiri. Wakltu adalah hakim yang tidak bisa dinego dan sogok Inilah isyarat Quran Surah 59 Al-Hasyr ayat 18:”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang sudah dibuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Apa yang telah diperbuat artinya waktu yang lalu tahun 2019 terus ke bawah dan untuk hari esok artinya waktu yang akan datang, yaitu untuk akhirat atau pemanfatan waktu tersisa yang akan dijalani semasa hidup. Menariknya bahwa dari semua waktu itu, Allah pagari dengan kalimat “Bertaqwalah kamu kepada Allah”. Inilah maknanya bahwa taqwa harus dibawa mengikuti semua waktu dalam semua sekmen kehidupan  manusia. Sesuai hadist Rasulullah SAW riwayat Bukhari Muslim; “Bertaqwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada”. Salah satu bentuk taqwa dalam merespon waktu adalah dengan melakukan proses manajemen waktu.

Tahun 2019 baru saja kita tinggalkan, dan berganti hadir tahun 2020. Harapan kita, tentunya tahun 2020 harus lebih baik dari tahun 2019. Perbedaan besar baru saja selesai. Pemimpin nasional sudah tersusun secara legal dan sistemik. Tidak ada lagi jargon-jargon negatif yang ditempelkan kepada seseorang atau golongan. Masing-masing diri dan kelompok bekerja hanya satu tujuan yaitu untuk negara, sesuai bidang masing-masing. Gelombang sunami sosial sudah berlalu, dan kalaupun ada itu hanya riak-riak kecil sebagai sisa gelombang besar yang harus disiasati untuk tidak membesar menjadi gelombang sunami kembali. 2020 seharusnya sebagai bangsa yang beradab mengedepankan nilai ketimbang angka yang tertera. Jangan larutkan diri dalam kubangan emosi yang memperparah integritas bangsa. Perbedaan lumrah dan perlu ada tapi jangan menjadi pemantik pembakar kerukunan sosial nasional yang terajut rapi selama ini.

Selamat tinggal tahun 2019, tahun panas, tahun pertarungan tapi sekaligus tahun ujian kedewasaan buat bangsa saat merespon perbedaan, tapi berujung mesra mesti sedikit bercampur duka. Semua ini harus dipahami sebagai sebuah proses kematangan menuju Indonesia bermartabat di tengah-tengah kancah pertarungan global. Selamat datang tahun 2020 tahun sulit di satu sisi tapi tahun penuh optimistis di sisi lain. Berharap tahun 2020 menjadi tahun damai, tahun shilaturrahahmi dan tahun menuju hidup sejahtera.