logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto Radio Mujahidin Persembahkan “Jage Budaye..Jage Bangse” Untuk Hari jadi Kota Pontianak ke-248

Radio Mujahidin Persembahkan “Jage Budaye..Jage Bangse” Untuk Hari jadi Kota Pontianak ke-248

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) Kota Pontianak resmi didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Hingga hari ini, usianya sudah menginjak 248 Tahun pada hari Rabu tanggal 23 bulan oktober tahun 2019. Banyak sejarah dan budaya yang telah berkembang dan melekat dikehidupan sehari-hari masyarakat Kota Pontianak yang identik dengan etnis Melayu, meskipun begitu ada banyak etnis yang mendiami Kota Pontianak seperti China, Jawa, Madura dan Dayak.

            Keberagaman etnis tentu juga merupakan ciri khas Negara Republik Indonesia, namun di era globalisasi dimana perkembangan jaman semakin maju yang ditandai dengan mulai pudarnya batas-batas Negara baik dalam artian politik, ekonomi, kawasan yang semakin mudah diakses, hingga budaya yang masuk. Beragamnya etnis di Kota Pontianak ialah contoh kecil dari seluruh etnis yang ada di Indonesia, yang mana budaya-budaya ini adalah kebudayaan lokal dan tidak dimiliki Negara lain. Jika deminikan, bagaimana budaya-budaya lokal tersebut bertahan ditengah arus globalisasi ?

            Menjawab tantangan perkembangan jaman tersebut, Radio Mujahidin mempersembahkan sebuah konsep kecil yang nantinya diharapkan melalui ini akan lahir kekuatan budaya lokal yang tidak kalah saing dengan budaya luar. Memperingati hari jadi Kota Pontianak ke-248, Radio Mujahidin gelar makan kue tradisional Pontianak bersama Kru dan tamu serta menghadirkan program bincang istimewa bertajuk “Jage Budaye…Jage Bangse” yang dilaksanakan bertepatan hari jadi Kota Pontianak Pukul 09.00-10.00 WIB. Melalui program siar, pesan yang ingin disampaikan ke masyarakat Kota Pontianak khususnya ialah sejarah-sejarah Kota Pontianak dan Budaya khas Pontianak itu sendiri. Budayawan sekaligus sejarahwan Kota Pontianak turut dihadirkan sebagai narasumber, yakni Bpk.Syafaruddin Usman yang juga merupakan Dosen aktif. Beliau turut mengampu mata kuliah Sejarah di FKIP UNTAN dan Dosen Jurnalistik di FISIPOL UNTAN.

Jage Budaye, Jage Bangse. Dipersembahkan untuk Hari jadi Kota Pontianak karena menimbang budaya ialah identitas bangsa yang menampakkan wajah atau karakter bangsa dihadapan dunia, itulah alasan mengapa budaya menjadi instrumen penting yang diangkat dalam program ini. Mengingat perkembangan jaman pada era ini semakin maju, maka perlu adanya penguatan-penguatan pada unsur budaya yang melekat ditengah-tengah masyarakat khususnya Kota Pontianak. Dengan terjaganya kebudyaaan yang ada, Kota Pontianak tetap kental dengan kebudayaan dan melalui program ini pula diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai arti penting melestarikan maupun menjaga budaya lokal. Menjaga dalam artian tetap menghargai, memiliki pengetahuan, dan memahami budaya-budaya yang ada sehingga dapat menjadi self bargaining dalam promosi kebudayaan yang ada. Dengan begitu, sebuah bangsa tentu akan tetap terjaga karakter dan wibawanya sebab tidak kehilangan jati diri di tengah-tengah arus globalisasi.

            Dalam program yang dipandu Ukhti Yesi dan Ukhti Nur tersebut, ada 3 sesi penting yang dibahas; pertama, sejarah Kota Pontianak mulai dari asal muasal nama Pontianak sampai pembagian wilayah-wilayah dan beberapa area lain. Masyarakat Kota Pontianak tentu tidak asing lagi dengan stigma yang mengaitkan nama “Pontianak” dengan hantu “Kuntilanak” yang ternyata hanya sebuah mitos, ,menurut Sejarahwan Pontianak yang juga belajar dari sebuah buku berjudul “Borneos Wester Afdeling”, tulisan salah satu tokoh sejarahwan Belanda yakni V.J Verth  ini menemukan bahwa nama Pontianak itu erat kaitannya dengan kisah perjalanan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie saat meninggalkan Kerajaan Mempawah. Perjalananpun dimulai, Sultanpun mulai melebarkan perahu lancangnya dan melakukan perlawanan pada penjajah Belanda serta menemukan pemukiman baru.

Ketika inilah Sultan menemukan 2 jalur sungai yang bermuara pada 1 sungai, saat ini sungai tersebut masih tercatat sebagai sungai terpanjang di Indonesia yakni Sungai Kapuas. Ditariklah kesimpulan bahwa kedua pintu sungai itu merupakan anak pintu daripada Sungai Kapuas, yang artinya penggabungan dari 2 kata; pintu – anak dan pada akhirnya menjadilah puntianak atau diresmikan menjadi Pontianak. Itulah cikal bakal nama Pontianak yang kita kenal saat ini, ada banyak versi cerita rakyat yang mengisahkan penamaan Kota Pontianak ini mulai dari Kuntilanak hingga kata pohon-punti karena pada masa itu area Kota Pontianak ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar.

Tidak berhenti disitu, sejarah Kota Pontianak masih belum terputus. Setelah adanya nama Pontianak, mulai dipertanyakan tentang “Kapan Meriam yang katanya milik Sultan ditembakkan ?” atau “Kapan Masjid Jami’ dibangun sebagai bangunan pertama ?”. Dalam Bincang istimewa yang berdurasi 60 menit itu juga Bpk.Syafaruddin Usman mengulas sedikit mengenai cikal bakal pemukiman Kota Pontianak. Diceritakan, dahulu ada banyak penyamun/lanun/perombak/bajak laut di kawasan Sungai Kapuas yang berhadapan dengan Sultan hingga pada akhirnya beberapa dari mereka berhasil ditaklukkan yang kemudian dialokasikan ke sebuah daerah antara 2 anak pintu sungai Kapuas tersebut, yakni Beting. Jadi, image kampong Beting yang dulunya buruk bukan tanpa alas an krena masih ada kaitannya dengan sejarah wilayah itu sendiri. Namun, di era modern skearang ini melalui tangan-tangan dan pemikiran kreatif masyarakat wilayah ini mulai disulap menjadi lebih baik. Beting saat itupun menjadi wilayah pemukiman bagi para perompak yang telah berhenti dari profesinya sebagai perompak, mendukung hal itu Sultanpun mendirikan sebuah Masjid untuk beribadah dengan nama Masjid Jami’ dan menjadi bangunan pertama yang menandai dimulainya peradaban di Kota Pontianak kala itu. Dan disekitar itu menyusullah bangunan-bangunan lain seperti kerajaan dan pemukiman masyarakat yang terus berkembang hingga sekarang.

Kedua, penyiar dan Bapak Syafaruddin Usman mulai berdialog mengenai kebudayaan Kota Pontianak. Berkaitan dengan hari jadi Kota Pontianak ke-248, dimana baik pemerintah maupun masyarakat mengenakan pakaian adat Melayu bermotif Corak Insang ini ternyata mengandung nilai kebudayaan bagi masyarakat Kota Pontianak. Sejarahnya, masyarakat Kota Pontianak dahulu sangat bergantung dari Sungai Kapuas sebagai sumber mata pencaharian atau penghidupan yang mana didominasi oleh para Nelayan. Nelayan-nelayan ini bergantung pada hasil tangkapan ikan, ada satu bagian pada ikan yang menginspirasi pada masa itu; ialah insang ikan. Insang ikan merupakan alat pernapasan ikan, artinya menyamakan hal tersebut masyarakat Kota Pontianak bergantung kehidupannya (pernafasan) pada Sungai Kapuas dan akhirnya diambillah bentuk insang ikan sebagai sebuah motif yang sangat khas dengan Kota Pontianak degan nama Corak Insang.

Berdialog soal motif kain khas Kota Pontianak, tentu tidak luput daripada pakaian adatnya sendiri yang mana untuk kaum Pria ada pakaian Telok Belanga’ dan Perempuan pakaiannya disebut Baju Kurung. Kedua pakaian tersebut memiliki motif Corak Insang dan beberapa instrument yang kembali memiliki makna khusus. Bagi kaum pria, pemakaian baju telok belanga terdiri dari Kopiah, Baju atasan, Songket corak insang, dan celana kain, dalam pemakaiannya ada makna yang harus diperhatikan. Beberapa diantaranya, penggunaan Kopiah yang menggambarkan keidentikkan Islam dengan Melayu yang meskipun penggunaan Kopiah ini banyak digantikan dengan Tanjak (Lilitan kain bermotif yang dipakai dikepala) karena dianggap lebih modis dan bernilai ekonomis. Kemudian, yang harus diperhatikan lagi dari pemakaian baju Telok Belanga ini yaitu pada pemakaian baju atasannya yang harus dimasukkan kedalam dan pemakaian kain songket, bagi kaum pria yang telah menikah pemakaian kain songket haruslah dibawah lutut, sementara bagi kaum pria yang masih lajang haruslah menggulung kain hingga diatas lutut.

Apapun itu, meskipun dilihat lebih modis dan ekonomis, hendaklah tetap mengacu pada nilai-nilai budaya yang dibawakan dan adab, sehingga antara nilai estetika dan budaya bisa berjalan berbarengan…”, ungkap Bpk Syafaruddin Usman disela-sela dialog (23/10/19).

Kain songket tersebut ketika dililit ke pinggang haruslah bertemu/berakhir didepan, hal ini memungkinkan ketika si pria hendak duduk bersila maka akan lebih muda dan lebih gagah. Adapun ornament-ornamen atau aksesoris yang ditambahkan hendaklah disimpan dibagian belakang, artinya keindahan-keindahan menutupi sesuatu yang buruk sebab bagian belakang dianggap tubuh melambangkan sesuatu yang buruk. Jika menggunakan kris, posisinya harus didepan agar menunjukkan kesiap-siagaan, dan posisi tangan baiknya bertumpu pada pinggang sebelah kiri untuk memperlihatkan kewibawaan.

Sementara itu, baju kurung untuk kaum perempuan juga memiliki makna tersendiri dalam pemakaiannya. Umumnya terdiri dari, tudung kepala/selendang, pakaian atasan tangan panjang, kemudian rok bermotif corak insang. Kembali identik dengan Islam, baju kurung merupakan baju yang tidak terlalu ketat jika dipakai dan dalam pemakaiannya, dititik beratkan pada penggunaan selendang yang ditudung di kepala atau diletakkan dibagian pundak dan disimpul. Sama seperti perbedaan makna pemakaian pada kaum pria, begitupula pada baju kurung yakni bagi kaum perempuan yang sudah menikah maka penggunaan selendang cukup diletakkan membungkus kedua bahu dan di simpulkan ke salah satu sisi, sementara bagi kaum hawa yang masih gadis/dare maka menutupkan selendang kebagian kepala dan menutupi bagian dada, kemudian memegang kedua sisi ujung selendang tersebut.

pemakaian baju adat ini bukan sembarang pakai, semua ada filosofinya, jadi malu kalau memakai tapi tidak tahu maknanya, tidak mengerti apa yang ada pada pakaian tersebut” lanjut Bpk Syafaruddin Usman (23/10/19).

Khasnya, pakaian adat melayu menggunakan warna kuning sebagai warna utama. Warna kuning selain ceria, identik dengan kemegahan dan kerajaan Kota Pontianak. Namun, sekarang ini sudah banyak inovasi-inovasi kreatif dengan menghadirkan gaya yang lebih mengikuti perkembangan jaman. Namun diharapkan, apapun inovasi dan kreatifitas yang dilakukan hendaklah tidak menanggalkan identitas asli maupun unsur kebudayaan yang terkandung dalam pakaian adat itu sendiri.

            Selain itu, pada program bincang istimewa dengan  “Jage Budaye…Jage Bangse…” yang dsiarkan secara langsung melalui frekuensi 105,8 fm serta melalui streaming internet tersebut juga dibahas tentang kuliner. Pemerintah Kota Pontianak yang mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka hari jadi Kota Pontianak Ke-248 tahun 2019 ini menggelar festival arakan pengantin melayu, saprahan, drum band, japing, festival kuliner dan banyak lagi, juga menghadirkan Bpk.Syafaruddin Usma sebagai juri dalam beberapa ajang kegiatan yang diperlombakan yang salah satunya dalam perlombaan saprahan pada hari Kamis (17/10/19) di Pontianak Convention Center lalu.

Dalam hal kuliner, setiap sajian dan makanan juga memiliki makna filosofis masing-masing harus kita ketahui, khususnya dalam lomba saprahan kemarin, kita harus melihat bagaimana estetika bisa berpadu padan dengan rasa dan ketepatan budaya”, ungkap Bpk.Syafaruddin Usman (23/10/19).

Ada beberapa kue tradisional khas Pontianak yang biasa kita ketahui seperti Pisang Goreng Srikaya, kue Batang Burok/Dadar Gulong, hingga kue Bingke Berendam. Untuk kuliner berat, khususnya dalam pertandingan saprahan lalu, disebutkan bahwa ada unsur-unsur utama yang harus disajikan yakni nasi putih, nasi kebuli, rending daging, sambal, sayur dalca, dan minuman mineral serta air serbat. Setiap makanan yang disajikan memiliki makna yang melekat pada kehidupan, keseimbangan rasa yang melambangkan bahwa hidup itu tidak selalu manis,asin, pahit, atau hambar tetapi ada hal-hal lain yang dapat membuat hidup menjadi lebih berwarna.

Disamping itu, Pontianak juga patut berbangga dengan salah satu masakan khasnya yaitu  Ikan Asam Pedas. Sekilas mungkin orang mengira masakan ini dapat ditemukan di daerah manapun seperti Padang, Riau maupun Ketapang. Tetapi, khasnya Kota Pontianak selalu menggunakan bagian kepala Ikan untuk menjadi bagan utama dalam masakan tersebut jika idbandingkan dnegan daerah lain yang mengutamakan sajian isi/badan dari  ikan yang digunakan. Maknanya, kepala ikan itu dilambangkan sebagai pemikiran dan dibagian kepala ikan juga melekat dengan bagian insang ikan yang merupakan sumber pernapasan ikan tersebut, inilah yang menjadi filosofi masakan ini. Masakan ini melambangkan pemikir dan menghargai sumber mata pencaharian yang selama menjadi melekat di tengah-tengah masyarakat Kota Pontianak.

Mengakhiri diskusi pada program itu, terucap beberapa harapan untuk Kota Pontianak di hari jadi yang ke-248 ini agar baik Pemerintahnya maupun masyarakatnya tetap hidup damai berdampingan, kebudayaan yanga da tetap dilestarikan, jangan meninggalkan adat-adat yang ada, dan selalu menjadi Kota yang semakin hari semakin maju kedepannya. Intinya adalah melalui kebudayaan yang ada, kita sebagai masyarakat dapat turut menjaga kekohonan karakter bangsa Indonesia. Hanya dengan mempelajari dan memahami budaya sendiri, sebelum budaya ini habis dilindas peradaban yang semakin maju karena kalah saing dengan budaya yang masuk dari Negara lain. Jika bukan dimulai dari kita sendiri, maka siapa lagi harus melestarikan dan menjaga kebudayaan ini, tidak hanya budaya melayu saja namun untuk semua kebudayaan yang ada. Semoga Indonesia selalu menjadi Negara yang makmur, aman, dan damai dengan persatuan seluruh kebudayaan dan rakyatnya senidri.Aamiin. 

Oleh : Nurhayati,S.Hub.Int 

Foto Ustadz Dr. H. Das’ad Latif _ MENATA PRILAKU TERHADAP ORANGTUA

Ustadz Dr. H. Das’ad Latif _ MENATA PRILAKU TERHADAP ORANGTUA

Portal Masjid Raya Mujahidin, Alhamdulillah kehadiran dai dari Makasar Ustad Das’ad Latif yang kerap menghiasi youtube  dapat hadir di Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Kehadiran beliau merupakan hal yang diidam idamkan masyarakat Pontianak karena biasanya hanya dapat dijumpai di youtube saja. Walau dilaksanakan pada hari kerja yakni di hari kamis  24 Oktober 2019.  namun antusias masyarakat begitu besar. Kurang lebih 2500 jamaah hadir untuk mendengarkan Tausiyahnya.

Kedatangan beliau di Masjid Raya Mujahidin tiba sesaat sebelum  sholat subuh, disambut langsung oleh Wakil Gubernur Kalbar dan Ketua Umum Yayasan Mujahidin Kalbar serta  Takmir dan Pengurus  Masjid Raya Mujahidin. Tepat pukul 04.05 Wib dilaksanakan sholat berjamaah dan dilanjutkan Tabligh Akbar Subuh oleh Ustadz Das’ad Latif.

Dalam tausiyahnya ustadz Das’ad Latif menyampaikan pentingnya menjaga adab terhadap orang tua. Beliau mengajak kita semua agar dapat meraih pintu surga  dengan cara memuliakan orangtua.

“banyak pahala, banyak amalan namun bila tidak dapat memuliakan orangtua maka sirna semuanya itu”    (tt)

Link Video Tausiyah Das'ad Latif    https://www.youtube.com/watch?v=OnuLuYWDVHs&feature=youtu.be

Foto Yayasan Mujahidin Kalbar Terima Kunjungan Tim Jelajah CSR PPTD Kembara Borneo 2019

Yayasan Mujahidin Kalbar Terima Kunjungan Tim Jelajah CSR PPTD Kembara Borneo 2019

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat menerima kunjungan Tim Jelajah CSR Persatuan Perkhidmatan Tadbir dan Diplomatik (PPTD) Malaysia. Pertemuan ini berlangsung pukul 12.30 WIB di Ruang Aula Serbaguna, Masjid Raya Mujahidin, Senin (21/10).

Rombongan Tim  PPTD berjumlah 23 orang serta 3 orang kru dari TV RTM Malaysia. dipimpin oleh Tuan Haji Shahabuddin Omar  selaku Presiden PPTD Serawak . Setibanya di Masjid Raya Mujahidin mereka disambut oleh Wakil Ketua  1 Pembina Yayasan Mujahidin Kalbar , Drs. H. Syakirman, didampingi oleh Ketua Eksekutif serta Jajaran   Pengurus Yayasan Mujahidin Kalbar.

Dalam sambutannya , Tuan Haji Shahabuddin Omar  menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan yang diberikan dan dapat diterimanya dalam  silaturahim ini  . ia juga menyampaikan bahwa program CSR ini  merupakan lanjutan tahun 2014. Dan untuk kali ini  rombongan PPTD  membawa alquran braile untuk tuna netra dan masjid masjid di Pontianak , kemudian memberikan bantuan ke 150 keluarga miskin , bantuan  tahfidz dan bantuan anak yatim. Dan  untuk menjalin hubungan erat antara PPTD  yang bekerja di  kuala lumpur dan serawak  dengan  masyarakat  serumpun di tanah Borneo.

"Selain itu juga untuk membina ukhuwah tali silaturahim dengan harapan memberi manfaat kepada semua pihak dan PPTD bisa membina pengalaman yang dapat kami bawa ke Kuala Lumpur untuk mewujudkan semangat untuk rela berkorban kepada sesama," paparnya.

Diwaktu yang sama, Wakil Ketua I Pembina Yayasan Mujahidin, Syakirman mengatakan sangat menyambut baik atas niat baik dan bantuan yang diberikan dan menghaturkan terima kasih atas kunjungan pihak Malaysia.

Ia menambahkan bahwa yayasan Mujahidin adalah yayasan tertua yang dibangun dari Tahun 1953 oleh tokoh agama yang bertujuan memajukan Islam. Sementara masjidnya sudah dibangun Tahun 1974 dan peresmiannya oleh Presiden Pertama Soeharto. Karena kondisi bangunan yang memprihatinkan maka dibangunlah masjid Raya Mujahidin yang pada tahun 2015 selesai dan diresmikan kembali oleh Presiden RI, Joko Widodo.

"Kami haturkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan Insha Allah semuanya ini akan menjadi berkah," tambahnya.

Di kesempatan yang sama  Sekretaris Umum Yayasan Mujahidin Kalbar, Drs.H. Hamid,  M.Si memberikan  paparan tentang Profil Yayasan Mujahidin serta lembaga lembaga dibawah naungan Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan diakhiri penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak dan di akhiri sesi foto bersama.  (tt)

Foto KHUTBAH JUM’AT 25 OKTOBER 2019

KHUTBAH JUM’AT 25 OKTOBER 2019

25 Oktober 2019 M | 26 Shafar 1441 H

Khatib : Ustadz KH Zainuddin Ahmad

(Imam Tetap Masjid Raya Mujahidin)

Tema : "Riya, Duri Dalam Beramal"

Link Video : http://bit.ly/KhutbahJumat_25Okt2019

 

Portal Masjid Raya Mujahidin, Dalam Khutbahnya beliau menyampaikan bahwa jika kita beramal, namun dalam hati masih ada keinginan untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang lain maka itu termasuk kedalam riya.

“Riya merupakan duri yang paling tajam diantara duri duri yang menjadi penghalang utama datangnya pahala dari Allah, karena beramal dengan riya amalannya menjadi sia sia”

Ustadz Zainuddin Ahmad juga menambahkan bahwa riya  dapat merusak mental, tingkah laku seseorang akan menjadi sakit bila penyakit riya ini muncul dalam hati.

“ Jika penyakit riya jika sudah akut dan meliputi jiwa seseorang, maka ia semakin gila terhadap sanjungan dan pujian. Bagi dirinya, sanjungan adalah tujuan utama dari segala amal ibadah yang dilakukannya”

Dengan demikian, ia menjadikan ibadahnya, sedekahnya, Sholatnya, hajinya dan puasanya hanya sebagai lipstik belaka, demi untuk meraih simpatik dan pujian dari orang lain. Oleh karena itu, riya sama dengan syirik kecil, sebab ia telah berusaha menipu Allah, meskipun ia tahu bahwa Allah tak mampu ditipu. Akhirnya ia hanya bisa menipu diri sendiri. Ia menyembah tetapi bathin dan pikirannya mencari sanjungan manusia.

Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib berkata : orang riya itu memiliki 3 ciri. Yakni pertama malas beramal ketika ia sendirian, dan giat beramal ketika dirinya berada ditengah orang banyak. Kedua, menambah amalianya ketika dirinya dipuji. Dan ketiga mengurangi amaliahnya ketika dirinya dicela.

Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang ini dalam sabdanya : “Barang siapa mengerjakan sholat dengan baik bila dilihat orang kemudian mengerjakannya dengan jelek bila sendirian, maka perbuatannya itu termasuk penghinaan kepada Tuhannya. “

Di akhir khutbahnya ustadz KH Zainudin Ahmad menyampaikan bahwa ketidakikhlasan itu bersumber dari kotoran hati yang tidak pernah dicuci dengan air ketawadhuan dan ketauhidan, sehingga setiap beramal ia selalu membutuhkan orang lain untuk memperhatikan dirinya, selama ia tidak mencuci hatinya, maka selama itu pula ia tidak pernah ikhlas dalam setiap baramal dan beribadah. Mudah-mudahan Allah membersihkan hati kita dari segala penyakit yang dapat merusak amal ibadah kita , sekaligus menunjukkan kita kejalan yang diridhainya. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.   (tt)

Foto BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat

BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat

PONTIANAK -- Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melakukan pengabdian kepada Pengelola Baitul Mal wat Tamwil (BMT)/ koperasi syariah di kantor BMT Al-Mujahidin, Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, pertengahan Agustus lalu (15/10).

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pengabdian masyarakat yang dilaksanakan tahun lalu. Tahun ini, tim pengabdian masyarakat Universitas Indonesia melakukan pembekalan terkait peningkatkan pengelolaan pembiayaan oleh BMT di Kota Pontianak. Pengelolaan pembiayaan ini merupakan yang paling sulit dilakukan jika dibandingkan dengan pengumpulan dana. Banyak perbankan sukses mengumpulkan dana, tapi kesulitan dalam menyalurkannya.

 ‘Kegiatan ini bukan seremonial belaka. Kita perlu meningkatkan kapasitas BMT dan juga skill pengelolanya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kecil.  Jangan sampai rentenir yang memenuhi kebutuhan masyrakat,” kata Ketua Tim ” Farida Prihatini, SH, MH, CN dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/10).

Banu Muhammad Haidlir  SE, MSE  selaku anggota Pengabdi mengatakan, “Di dunia ini hanya ada dua lembaga yang mau mengurusi rakyat kecil, yakni BMT dan rentenir. Agar masyarakat bisa bebas dari jeratan rentenir, maka satu-satunya yang dapat membantu masyarakat hanyalah BMT.”

Ia menambahkan, meskipun BMT memiliki potensi yang cukup besar untuk membantu perekonomian rakyat kecil, namun ternyata banyak BMT khususnya di Pontianak yang belum mampu melakukan analisis terkait laporan keuangan yang telah mereka buat. Sehingga, hal ini cukup menghambat perkembangan koperasi syariah/ BMT di Pontianak.

“Banyak BMT yang jatuh bangun dan tidak dapat bertahan lama. Salah satu penyebabnya selain kurangnya pengetahuan dari pengelola BMT ialah BMT/koperasi syariah hingga saat ini belum menjadi Lembaga Keuangan Mikro.  Sehingga, BMT belum diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan,” ujarnya.

Hal ini, menurut Banu, merupakan suatu permasalahan yang cukup besar karena setiap aktivitas pengumpulan dan penyaluran uang seperti koperasi syariah haruslah diawasi. “Pengawasan itu merupakan hal yang dibutuhkan bagi koperasi syariah agar pengelolaannya dapat berjalan dan berkembang dengan baik,” tuturnya.

“Untuk meningkatkan kinerja BMT perlu adanya multi level education (MLE),” kata Dr Yeni Salma Barlinti  SH, MH yang juga anggota tim Pengabdi.

Yeni  menambahkan, calon nasabah BMT harus mengikuti kegiatan adukasi literasi keuangan syariah baru boleh mendapatkan pendanaan. “Model MLE ini ditujukan bagi nasabah yang ingin menambah pendanaan dari BMT untuk pembiayaan kedua atau kesekian kalinya,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari koperasi-koperasi syariah serta mahasiswa ekonomi Islam dari universitas-universitas yang ada di Pontianak, seperti BMT Al Mujahidin, FoSSEI IAIN Pontianak, mahasiswa Universitas Tanjung Pura, dan BMT Halalan Thoyyiba. Dalam kegiatan ini, masing-masing perwakilan BMT diberikan kesempatan untuk mengutarakan permasalahan-permasalahan yang mereka temui dalam mengelola BMT dilanjutkan dengan lokakarya pendampingan pembuatan laporan keuangan syarariah serta analisis laporan keuangan BMT yang dibimbing oleh  Banu yang merupakan dosen FEB UI.

Liz Indah selaku Ketua BMT Al Mujahidin mengucapkan terima kasih kepada tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang telah membantu memberdayakan BMT/koperasi syariah di Pontianak dengan secara berkesinambungan memberikan pembekalan kepada koperasi-koperasi syariah yang ada di Pontianak.

Harapannya ke depan kegiatan ini dapat menghubungkan antara setiap stakeholder, pemerintah, tokoh masyarakat dan penggiat ekonomi syariah. Tim Pengabdian lain yang terlibat dalam program ini adalah Abdul Karim Munthe SSy, SH, MH dan Erizka Permatasari, masing-masing sebagai anggota pengabdi.

 

 

Artikel ini telah tayang di republika.co.id dengan judul BMT Lembaga Keuangan Paling Dekat dengan Rakyat, https://republika.co.id/berita/pzyrly374/bmt-lembaga-keuangan-paling-dekat-dengan-rakyat

Penulis: Irwan Kelana

Foto TIH MUJAHIDIN GELAR BINA MUALLAF

TIH MUJAHIDIN GELAR BINA MUALLAF

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, Dalam rangka mempererat silaturahmi dan penguatan akidah saudara-saudarii muallaf yang telah di islamkan di masjid Raya Mujahidin, Tabung Infaq Harian (TIH) Mujahidin menggelar Kegiatan Pembinaan Mualaf bertempat di Menara Masjid Raya Mujahidin Jum’at (25/10/2019) siang.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yg diadakan oleh TIH Mujahidin dalam rangka mewujudkan pemahaman Aqidah tentang Islam.

Manajer TIH Mujahidin , Sarwono, menyampaikan bahwa perhatian kepada saudara-saudari (muallaf) kita tidak hanya sekedar membimbingnya bersyahadat, namun lebih dari itu, ada tanggung jawab lebih, guna menguatkan keyakinan mereka ke dalam Islam yang utuh.

"Pentingnya lembaga  hadir dalam hal ini untuk ikut mendukung, dan ikut serta memberikan pemahaman lanjutan tentang Akidah Islam” ungkapnya.

Dalam acara tersebut dihadiri sekitar 70 muallaf  , serta seorang nara sumber yakni ustadz H. Mahsuf Nahyus, A.Ma  yang ditunjuk untuk menyampaikan materi keagamaan.

Dalam kesempatan tersebut ustadz H. Mahsuf Nahyus menguraikan tentang Pemahaman Rukun Islam, karena Rukun Islam adalah lima tindakan dasar dalam Islam  sebagai pondasi wajib bagi orang-orang beriman.  (tt)

 

Foto PAWAI BECAK RAMAIKAN HALAMAN MASJID RAYA MUJAHIDIN

PAWAI BECAK RAMAIKAN HALAMAN MASJID RAYA MUJAHIDIN

Portal Yayasan Muahidin Kalbar,  Masih dalam rangka merayakan hari jadi Kota Pontianak yang ke-248, Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak (LP2A) bersama dengan Taman Kanak-Kanak Mujahidin I  mengadakan kegiatan Pawai Becak Hias Anak-Anak Didik bertempat di halaman depan Menara Masjid Raya Mujahidin Sabtu, 26 Oktober 2019.

Kegiatan pawai becak hias dilepas  oleh Pengurus  Lembaga Pendidikan Mujahidin Pontianak, DR. Suhra Wardi, M. Si  . Dalam kesempatan ini beliau  berpesan agar  kegiatan ini dapat terus berlanjut, serta bermanfaat bagi anak-anak.

Salah seorang panitia menyampaikan bahwa Becak merupakan modal transportasi roda tiga yang umumnya ditemukan diIndonesia, akan tetapi dengan berkembangnya alat transportasi bermesin , kini becak perlahan ditinggalkan,  oleh karenanya konsep yang diusung oleh panitia untuk kegiatan ini menghadirkan becak ketengah tengah anak anak.  Agar mereka masih dapat mengenal dan merasakan keceriaan saat menaiki becak. Sehingga kedepannya becak tetap ada dan dilestariakan.

Foto REMAJA MUJAHIDIN SUKSES GELAR MIC (MUJAHIDIN ISLAMIC COMPETITION)

REMAJA MUJAHIDIN SUKSES GELAR MIC (MUJAHIDIN ISLAMIC COMPETITION)

Portal Yayasan Mujahidin Kalbar, "Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS 9:18, At Taubah)

Hari ahad,  tanggal 27 Oktober 2019 dari jam 07.00 - 16.00 Remaja Mujahidin Kalimantan Barat melaksanakan kegiatan Mujahidin Islamic Competition (MIC), Kegiatan Remaja Mujahidin ini masih dalam rangkaian kegiatan untuk memeriahkan dan mengisi tahun Baru Islam serta Hari sumpah pemuda. Panitia mengangkat tema Besar Tentang Safari Indah. Tujuan utama dari agenda kegiatan ini selain memupuk dan menggali bakat remaja-remaja Islam dengan keahlian-keahlian yang mereka geluti juga menjadi ikhtiar teman-teman Remaja Mujahidin untuk membiasakan diri  agar rajin ke masjid dan menghilangkan paradigma masyarakat tentang fungsi masjid. Karena Masjid Sebenarnya bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga tempat pusat peradaban sebuah bangsa. Hal itu senada dengan pernyataan Afghani Jayuska S.Si.,M.Si dalam sambutannya yang mewakili Lembaga Pemuda dan Remaja Yayasan Mujahidin beliau menyampaikan  bahwa  Masjid itu adalah pusat peradaban sebuah bangsa, maka kebiasaan untuk rajin ke masjid harus sudah ditumbuhkan dari usia dini.

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Umum Remaja Mujahidin, Muhammad Al Iqbal, beliau menyampaikan bahwa, " Kami di remaja Mujahidin dari awal sudah di gembleng untuk menjadi Remaja Islam yang hatinya terpaut terhadap masjid, karena Diantara golongan yang kelak di akhirat akan mendapatkan pertolongan dari Allah adalah hamba yang hatinya terpaut dengan masjid, oleh karena itu, Semangat Itu harus disebarluaskan ke seluruh remaja islam"

Adapun Kegiatan MIC terdiri dari beberapa perlombaan, diantaranya

1. Lomba Mewarnai untuk anak TK/Sederajat

2. Lomba Cerita Islami untuk anak SD/Sederajat

3. lomba Cerdas Cermat untuk anak SD/Sederajat

4. Lomba Hadrah untuk umum, dan

5. Lomba Kaligrafi untuk umum

Foto KHUTBAH JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

KHUTBAH JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Link Video http://bit.ly/KhutbahJumatMasjidRayaMujahidin_ke2114

KHUTBAH JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Tema  " ASH-SHIDQU "

Ustadz Dr. H Didik M Nur Haris

Portal Masjid Raya Mujahidin, Dalam Khutbahnya Ustadz Didik membuka dengan Surah  At Taubah ayat  119 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ [التوبة:119].

Hai orang2 yang beriman bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian orang-orang yang benar, orang jujur, orang2 yang konsisten, orang2 yang memiliki komitmen.(QS. At-Taubah: 119)

makna kandungan kata “ASH SHIDQ” ATAU “ASH SHADIQIN”, dihimpunkannya seruan iman dan taqwa secara bersamaan  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ  menunjukan pesan وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِي, jadilah kalian orang-orang yang benar, orang jujur, orang2 yang konsisten, orang2 yang memiliki komitmen adalah seruan yang MAHA PENTING.

Untuk “ASH SHIDQ”inilah, Allah hadirkan kehidupan dengan segala dinamikanya, senang dan susahnya, lapang dan sempitnya, kaya dan miskinya, menjabat atau tidaknya, untuk melihat seberapa benar komitmen kita dan seberapa besar  konsistensi kita.

Beliau menyampaikan bahwa Seringkali yang membuat kita tidak lagi dalam kebenaran, lalu terjebak dalam sikap inkonsisten dalam perbuatan maupun ucapan adalah godaan dunia dengan segala perhiasannya, Sebagaimana alur ayat Qura’an surat attaubat ayat 119 diatas, adalah penutup rangkaian cerita 3 orang sahabat, salah satunya adalah sahabat Ka’ab bin Malik, yang mendapatkan hukuman Nabi SAW ketika tidak mampu menjaga komitmen dan konsistensinya di atas garis kebenaran, saat seruan perang Tabuk dikumandangkan, perang yang digambarkan menempuh jarak yang sangat jauh, tidak kurang 1000 km, ditengah musim panas padang pasir jazrah Arab, pada saat musim panen buah kurma di Kota Madinah. Disinilah ujian iman bermula,

Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash RA dari Rasulullah SAW, bahwasanya pada suatu hari beliau pernah bertanya, "Apabila negeri Persia dan Romawi telah ditaklukan untuk kalian, akan menjadi bangsa yang bagaimanakah kalian?" Abdurrahman bin Auf menjawab, "Insya Allah kami akan melaksanakan seperti apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kami." Rasulullah SAW bersabda, "Mungkin kalian tidak akan seperti itu. Kalian akan saling bersaing, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Setelah itu kalian akan datang kepada kaum Muhajirin yang miskin dan kalian akan menjadikan sebagian mereka menjadi budak bagi sebagian yang lain." (Muslim, 2962)

Ustadz Didik menyampaikan bahwa kita harus Waspada, hati-hati, tidak merasa aman saat berinteraksi dengan dunia dengan segala daya tariknya adalah sikap yang semestinya menshibghah dan mewarnai hati dan fkiran kita. Oleh sebab tabiat Dunia, hawanya cenderung menggiring dan menjerusmukan kepada sikap melampui batas dan menghalalkan segala cara,

 

كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ (6) أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ (7)

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas (dengan berbuat dzalim, sewenang-wenang lagi sombong), sebab dia melihat dirinya serba cukup

(QS. Al-‘Alaq: 6-7)

 disinilah pentingnya, kita kembali meluruskan, orientasi kita dihadapan dunia

Yakni agar Allah senantiasa membimbing dalam setiap ucapan dan perbuatan kita, saat  masuk dan keluar dari setiap masalah, saat ujian dan probematika hidup sedang menerpa, saat kita berada dipersimpangan jalan penuh dilema dan kegamangan, kita mohon masuk dan keluarnya menepati ridha-Nya, tetap berpijak dalam kebenaran, istiqamah dengan petunjuk-Nya, dan sesuai dengan Kitab dan Sunnah Rasul-Nya, yang pada akhirnya kita berharap mendapat kabar gembira

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ

dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan shidq yang tinggi di sisi Tuhan mereka"

(QS. Yunus: 2)

Foto Umat Yang Dimuliakan oleh Rasulullah Muhammad SAW

Umat Yang Dimuliakan oleh Rasulullah Muhammad SAW

Renungan,

Bismillahirrahmanirrahiim, Dalam sebuah riwayat hadits dikisahkan ketika itu baginda tengah duduk berkumpul bersama sahabat sahabatnya, diantara  sahabat ada sayyidina Umars, Utsman, Ali, Abu Bakar dan lainnya. Lalu kemudian Baginda bertanya pada para sahabatnya. Wahai Sahabatku tahukah kalian, siapakah hamba Allah yang Mulia di sisi Allah ? para sahabat terdiam lalu kemudian ada salah seorang sahabat berkata “ para malaikat ya Rasulullah, merekalah yang mulia”. Baginda berkata “ya para malaikat itu mulia mereka dekat dengan Allah, dan mereka senantiasa bertasbih beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia”.  Rasulullah menjawab “ tapi bukan itu yang ku maksud “. Lalu kemudian para sahabat kembali terdiam. Tiba tiba salah seorang  sahabat kembali berkata “ ya Rasulullah, tentulah para nabi merekalah yang mulia itu “. Nabi Muhammad tersenyum,   lalu Baginda berkata “ ya, para nabi itu mulia, mereka adalah utussan Allah di muka bumi, bagaimana mungkin mereka tidak mulia, mereka mulia. Tapi ada lagi yang lainnya”. Lalu para sahabat terdiam . bertanya , siapa lagi orang yang mulia ini ya Rasulullah ?”.

Hingga kemudian salah seorang sahabat berkata “ Ya Rasulullah, apakah kami sahabatmu ya Rasulullah ?, apakah kami yang mulia itu ya Rasulullah ?” . Bayangkan hadirin semua , Baginda Rasulullah memandang wajah sahabatnya satu persatu, lalu Baginda tersenyum melihat para sahabatnya. , lalu berkata “ Tentulah kalian mulia , kalian dekat denganku, kalian membantu perjuanganku, bagaimana mungkin kalian tidak mulia, tentulah kalian mulia. Tapi ada lagi yang lain yang mulia”.

Para sahabat terdiam semua, mereka tak mampu berkata apa apalagi. Lalu bayangkan!, Tiba-tiba Baginda Nabi Muhammad menundukkan wajahnya. Dan kemudian Rasulullah menangis dihadapan sahabat-sahabatnya. Para sahabatnya bertanya, “mengapa engkau menangis ya Rasulullah?” , lalu bayangkanlah, kemudian Rasulullah mengangkat wajahnya. Terlihat bagaimana air mata berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Lalu Baginda Berkata “ wahai saudaraku, sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu ? , Mereka ialah manusia-manusia mereka yang lahir jauh setelah wafatku nanti, mereka begitu mencintai Allah, dan tahukah kalian , mereka tak pernah memandangku, mereka tak pernah melihat wajahku, mereka hidup tidak dekat denganku seperti kalian, tapi mereka begitu rindu kepadaku, dan saksikanlah wahai sahabatku semuanya, akupun rindu kepada mereka, mereka yang mulia itu. Merekalah umatku! .

Bayangkan waktu itu Baginda Nabi Muhammad meneteskan air matanya, semua sahabat menangis. Tolong katakan hadirin semua, siapa yang dirindukan Baginda Nabi Muhammad ?  siapa yang senantiasa dido’akan Baginda Nabi Muhammad setiap waktu ? demi Allah sekarang tolong tanya diri kita masing masing. Silahkan hadirin  tundukkan wajah, dan pejamkan mata, dan tanyakan kedalam hati . Sudahkah engkau mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW ! Tolong bayangkan , siapa ikon selama ini ? , siapa ikon anak-anakmu selama ini?  Siapa idola saudara-saudaramu, anak-anakmu saat ini?.

Lihatlah bagaimana anak-anak kita yang sudah melupakan Baginda Nabi Muhammad, mereka lalai kepada Nabi Muhammad, mereka tak ada lagi rasa cinta kepada Baginda Nabi Muhammad, mereka bangga dengan ikon artis-artis mereka, mereka bangga dengan pemain sepak bola yang mereka banggakan, tolong katakan , sudah berapa lama kita lalai hidup di dunia ini? . Sudah berapa lama kita tidak mendidik anak-anak kita? Untuk mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW. Kalau kita mengaku umat Nabi Muhammad SAW, tolong tanya diri kita sendiri. Sudahkah kita mencintai Nabi Muhammad, sudahkah ada air mata yang berlinang karena rindu kepada Baginda Nabi Muhammad? , sudah berapa lama kita lalai ? , sudah berapa lama kita lengah hidup di dunia ini? Sudah berapa lama kita melupakan Baginda Nabi muhammad SAW? , maka  hari ini hadirin semua mari kita hadirkan , kita hidupkan,  rasa cinta ini dalam hati kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.      (tt)