logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto Darurat Asap, Sholat Istisqa’ di Halaman Masjid Raya Mujahidin Sabtu Mendatang

Darurat Asap, Sholat Istisqa’ di Halaman Masjid Raya Mujahidin Sabtu Mendatang

PORTAL MASJID RAYA MUJAHIDIN,  Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi akhir-akhir ini di beberapa wilayah di Kalimantan Barat berdampak cukup serius. Salah satunya adalah kabut asap yang beberapa waktu menyelimuti hampir semua wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalbar beberapa waktu belakangan ini.

Ditemui di kantor Yayasan Mujahidin  Ketua Eksekutif Yayasan Mujahidin , Joni Abu , menyampaikan bahwa dampak asap kebakaran hutan dan lahan ini sudah cukup meresahkan, sehingga kondisi ini mendorong kita untuk menggelar sholat istisqa’  untuk memohon diturunkannya hujan.  

“Masjid Raya Mujahidin Insyaallah siap dalam memfasilitasi kegiatan sholat istisqa’ dan  kelengkapan yang diperlukan dalam menunjang penyelenggaran sholat istisqa’ ini “ ujarnya.  

“Kita juga mengikuti langkah – langkah yang di disampaikan  oleh MUI Provinsi Kalbar dimana dihimbau untuk semua umat islam agar sebelum melakukan sholat istisqa’ disunnahkan terlebih dahulu berpuasa selama 3 hari , kemudian baru di hari ke 4  dilaksanakan sholatnya. Kalau seandainya sebelum sholat istisqa’ nanti terjadi turun hujan maka sholat istisqa’ yang dijadwalkan akan dibatalkan” tambahnya.

Kemudian ia menyarankan kepada pengurus pengurus masjid  menyampaikan ke khatib khatib setiap masjid, agar  dapat  membaca doa minta hujan ketika khutbah jum’at ke 2. Hal ini sebagai upaya kita memohon kepada Allah untuk  menurunkan hujannya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua MUI  Kalbar , Drs. H. Basri HAR, ia  menyampaikan keprihatinan atas fenomena kabut asap yang disebabkan oleh karhutla ini.  Kemudian, menyikapi semakin parahnya kabut asap sebagai dampak dari karhutla dan hingga saat ini belum turun hujan. MUI Kalbar mengajak semua elemen masyarakat untuk berbondong-bondong menggelar Sholat Istisqa’.

Hasil rapat Pengurus harian MUI Kalbar dan ketua komisi-komisi MUI Kalbar memutuskan bahwa MUI Kalbar akan menggelar shalat istisqa  pada Sabtu, 21/9  pagi bertempat di Halaman Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Oleh Karenanya, MUI  Kalbar menghimbau dan mengajak kepada seluruh kaum Muslimin dan Muslimat untuk menghadiri dan mengikuti shalat istisqa’ dengan harapan agar segera turun hujan untuk meredakan kabut asap yang semakin hari semakin menebal” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa shalat istisqa’ atau shalat minta diturunkan hujan ketentuannya sama seperti shalat ‘Id. Namun, ia mengungkapkan bahwa ada beberapa amalan yang hendaknya perlu diperhatikan sebelum mengerjakan shalat istisqa.

“Sebelum shalat istisqa’, disunnahkan untuk melaksanakan puasa  setidaknya 3 hari kedepan  serta memperbanyak membaca istighfar sebagai bentuk permohonan ampunan kepada Allah SWT.” Ujarnya.    (tt)

Foto KABUT ASAP TAK SURUTKAN UMAT UNTUK BERIBADAH BERJAMAAH

KABUT ASAP TAK SURUTKAN UMAT UNTUK BERIBADAH BERJAMAAH

PORTAL MASJID RAYA MUJAHIDIN, Dari pantauan Stasiun Meteorologi kelas I  Supadio Pontianak  (BMKG)  saat ini hotspot terbesar di kalbar 443 titik tersebar hampir diseluruh wilayah kalbar dan pantauan kualitas udara  siang hari, selasa (16/9)  di Pontianak menunjukkan kriteria Sangat Tidak Sehat.

Masjid Raya Mujahidin pun tampak  samar terlihat ketika kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti kota Pontianak.

Beberapa instansi maupun lembaga sosial membagikan masker di selasar masjid raya mujahidin   untuk dibagikan ke jamaah. Namun, tak sedikit jemaah yang sudah membawa masker sendiri dari rumah. “ sebenarnya udara sudah tergolong sangat tidak sehat, namun tidak menyurutkan antusias jamaah untuk menunaikan ibadah sholat berjamaah di masjid ” ujar seorang jamaah bernama Yuliansyah (40 tahun).

Jemaah lain , Andre (46 tahun) , juga menyampaikan hal yang sama berharap semoga keadaan udara segera membaik, “ karna sudah beberapa hari ini anak sekolah diliburkan mengingat keadaan udara yang tidak sehat ”  ungkapnya.   (tt)

Foto BMT MUJAHIDIN DIPERCAYA MENJADI INSTRUKTUR PRAKTIKUM FEBI IAIN PONTIANAK

BMT MUJAHIDIN DIPERCAYA MENJADI INSTRUKTUR PRAKTIKUM FEBI IAIN PONTIANAK

PORTAL MASJID RAYA MUJAHIDIN, Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, perbankan kini semakin  melaju dengan kanal layanan digital. Dengan berbagai otomasi dan digitalisasi yang dilakukan perbankan, maka kesiapan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) sangat penting bagi perbankan di tengah era disrupsi.

Ketua  BMT Mujahidin , Ica , menyampaikan bahwa kehadiran financial technology (fintech) merupakan salah satu contoh disrupsi di dunia perbankan. Orang tidak perlu susah-susah lagi ke bank untuk mendapatkan pinjaman, cukup menggunakan handphone di tangan dan done! Dalam waktu yang tidak lama pinjaman dikabulkan. Masyarakat yang ingin berinvestasi juga tinggal buka handphone, pilih berbagai pilihan investasi, cocok, setuju, dan done! Semua bisa dilakukan dalam waktu singkat.

“ Zaman sekarang , bank sudah serba digital , sekarang  semua aktifitas  sudah beralih ke dunia maya,  setor tunai pakai atm , tarik tunai pakai atm, semua transaksi bisa pakai hp, kedepan sumber daya manusia nya akan semakin sedikit dan akan digantikan perannya oleh digital“ . imbuhnya.

Oleh karenanya hal penting yang harus dilakukan saat ini adalah perubahan paradigma. Perbankan, ungkapnya, akan dituntut  merekrut sumber daya manusia yang tepat untuk bisa menghadapi revolusi digital, dan sumber daya manusia  yang ada di perbankan pun harus siap untuk dapat bekerja di tengah-tengah revolusi digital.

Berkaitan dengan perubahan mendasar dibank inilah, pihak IAIN Pontianak  yang  menaungi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) khususnya Prodi Perbankan Syariah  memandang diperlukan kesiapan untuk menghadapi perubahan ini. Melalui kerjasama antara IAIN Pontianak dan BMT Mujahidin  disepakati bahwa BMT Mujahidin menjadi salah satu Instruktur  “Praktikum Perbankan Syariah” di laboratorium mini bank  fakultas FEBI.  Hal ini ditandai saat Pembukaan Praktikum pada tanggal 8 September 2019 lalu di Aula IAIN Pontianak.

“Praktikum ini dimaksudkan  agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri saat  terjun ke dunia kerja nanti dan  diharapkan dapat membangkitkan jiwa entreprenuership setelah menyelesaikan studinya. Karena  peluang kedepan salah satunya  adalah mendirikan BMT Syariah. Dan diharapkan mahasiswa IAIN Pontianak khususnya telah siap dengan kesiapan pengelolaan sumber daya manusia (SDM)  nya untuk membangun dan mengoperasionalkannya” tutur Ica.  

Ketua BMT Mujahidin  juga menambahkan bahwa BMT Mujahidin sebenarnya telah lama melakukan kerjasama dengan pihak IAIN Pontianak sejak tahun 2011 yakni kerjasama untuk penempatan mahasiswa untuk PPL  dan mahasiswa  dalam tugas skripsi.  Bahkan saat ini di bulan September  2019 ada 6 orang utusan mahasiswa dari IAIS Sambas untuk melakukan tugas magang di BMT Mujahidin.      (tt)

Foto KHUTBAH JUM'AT 13 September 2019

KHUTBAH JUM'AT 13 September 2019

Intisari Khutbah Jum’at
13 September 2019 M | 13 Muharram 1441 H
Khatib : Jema’at, S.Ag
(Anggota Dewan Syariah Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat)
Tema : BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya tentang amal-amal shaleh yang paling tinggi dan mulia, 
“Shalat tepat pada waktunya … berbuat baik kepada kedua orang tua … jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Alangkah agungnya kedudukan orang tua dalam agama Islam, sampai-sampai Rasulullah Saw menempatkannya sebagai salah satu amalan yang paling utama. Lalu, sudahkah kita berbakti kepada kedua orang tua?
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” 
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam,  “Ibumu.” 
Laki-laki itu bertanya kembali, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” 
Orang itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Lagi-lagi, beliau menjawab, “Ibumu.” 
Orang itu pun bertanya lagi, “Kemudian siapa?” 
Maka beliau menjawab, “Ayahmu.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)
Suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada seseorang, “Apakah engkau takut masuk Neraka dan ingin masuk ke dalam Surga?” Orang itu menjawab, “Yaa.” Ibnu Umar berkata, “Berbaktilah kepada ibumu. Demi Allah, jika engkau melembutkan kata-kata untuknya, memberinya makan, niscaya engkau akan masuk Surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Bukhari).
Dewasa ini sering kita saksikan banyak orang yang melakukan ritual-ritual ibadah yang menyimpang karena kebodohan mereka dengan tujuan agar terhindar dari api Neraka dan mendekatkan diri ke Surga. Padahal kalau mereka tahu, sebenarnya alangkah dekatnya mereka dengan Surga. Surga yang selalu menjadi penggerak jiwa para salafush shalih untuk bias meraihnya, yang dipenuhi dengan kenikmatan, beraroma kasturi, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, yang membuat segenap jiwa merindukannya, yang menjadi harapan utama bagi setiap mukmin. Semua itu bias mereka raih dengan berbakti kepada kedua orang tua selama mereka menjauhi dosa besar.
Kisah Seorang Anak yang Durhaka kepada Ibunya
Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. 
Maka, Rasulullah pun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bias mengucapkan La ilaha illallah.
Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah. 
Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”
Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.” Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”
Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?” Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah pun bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”
Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”
Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”
Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”
Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La IlahaIllallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.” Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.
Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya. 
Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”
Saudariku, mari renungkan  kisah ini agar kita tahu betapa luas dan dalamnya kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya.
Kehadiran orang tua sangatlah memberi ketenangan, cinta, serta kasih saying tersendiri yang bersemi di hati segenap insan yang berakal. Mereka biarkan kesedihan dan keletihan demi senyuman buah hatinya. Mereka curahkan segenap pengorbanan demi kebahagiaan sang buah hati. Mereka adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka adalah se kotak permata paling berharga, sekeping emas termahal yang dapat mengantarkan kita ke Surga-Nya.   (TIH)